The Banda Journal - M.Fadli & Fatris MF

Spesifikasi Format: Softcover dengan penjilidan Swiss Binding (kondisinya seperti foto terakhir, jadi halaman covernya bukan minus/cacat/terlepas yaa. memang sengaja dibuat seperti itu ). Penjilidan swiss binding dilakukan dengan menjahit setiap halaman buku agar lebih kuat dan awet serta memberikan pengalaman membaca yang puas karena dengan begitu pembaca dapat membuka tiap halaman buku dengan lebar dan leluasa untuk menikmati suguhan visual yang ditawarkan The Banda Journal tanpa perlu takut buku terlipat, halaman/jilidan buku patah, atau bahkan terlepas, sebab antara foto yang satu dan lainnya di setiap halaman buku ini membentuk kesatuan yang utuh untuk dinikmati pembaca. Pemilihan metode jilid ini telah dipertimbangkan secara matang untuk kenyamanan visual pembaca serta memberikan pengalaman membaca yang bebas. untuk itu bagi kamu yang ingin menghadiahkan buku ini sebagai kado atau buah tangan, jangan khawatir, keunikan buku ini salah satunya justru terletak dibagian penjilidannya, dijamin siapapun akan merasa senang mendapatkan buku ini sebagai hadiah darimu Ukuran: 16,5 x 24 cm Berat: 490 gr Halaman: 240 halaman Bahasa: Indonesia dan Inggris (dwibahasa) ISBN: 978-1-7354521-0-4 Penerbit: @jordanjordan.co Harga l IDR 390.000 CETAKAN KEDUA (cover seperti gambar pertama) Ini adalah kisah bagaimana sebuah tanaman menentukan nasib sebuah tempat. The Banda Journal berkisah tentang warisan penjajahan dan eksploitasi selama berabad-abad di kepulauan terpencil. Pasalnya, kepulauan yang terdiri dari dua belas pulau mungil ini merupakan satu-satunya tempat di mana pala tumbuh; rempah wangi yang berfungsi sebagai pengawet dan dipercaya sebagai obat berbagai penyakit di Abad Pertengahan. Demi mencari rempah berharga ini, orang-orang Portugis berlayar menjelajahi Tanjung Harapan, Christopher Colombus tersesat dan kemudian menemukan Amerika dan menyebut orang² di sana sebagai  Indian (sebuah kekeliruan fatal yg berumur panjang) Kapitalisme global, perusahaan multinasional pertama di dunia pun lahir karena pala: Kongsi Dagang Hindia Timur atau VOC  kaya berkat pala.  Di Banda, seperti halnya di banyak tempat lainnya, perburuan rempah pada akhirnya hanya berujung pada kesengsaraan penduduknya. Dan kini, Kepulauan Banda tidak lebih dari sekedar noktah samar di atas peta Indonesia. Dalam rentang tahun 2014-2017, fotografer Muhammad Fadli dan penulis Fatris MF berulang-kali berkunjung dan menetap di Kepulauan Banda. Mereka mendokumentasikan kisah-kisah tentang kepulauan yang dulu pernah begitu dicari-cari. Buku berisi foto-foto dan catatan perjalanan ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru tentang beragam segi kehidupan di pulau-pulau tersebut, tentang masa lalunya dan nasibnya hari ini. Sila cek link ini untuk melihat review terkait buku The Banda Journal : https://destinasian.co.id/banda-dulu-dan-kini-antara-peristiwa-besar-dan-kisah-orang-kecil/  https://manual.co.id/article/the-banda-journal/