NOTE : 1 BOX ISI 20 BIJI Sejak D. Mulyono pindah ke Semarang tahun 1946, ia memulai menjajakan wingko yang berasal dari resep keluarganya di Stasiun Kereta Api Tawang, Semarang sebagai oleh-oleh yang dibawa oleh para penumpang kereta api. Agar wingkonya lebih dikenal dan gampang diingat, D. Mulyono menamakan wingkonya dengan merk Wingko Babad Cap Kereta Api, tempat dimana ia menjajakan wingkonya. Selain merk, kemasan wingko juga diberi logo gambar kereta api yang gambarnya diambil dari gambar sampul buku saran yang ada di gerbong restorasi. Sejak awal wingko sudah dibuat di tempatnya yang sekarang. Dulu bernama Jalan Osterwal Straat 14. Lalu jalan ini berganti nama menjadi Purwadinatan Timur 14 dan terakhir berganti nama lagi menjadi Jalan Cendrawasih 14, Semarang. Wingko Babad Cap Kereta Api tidak menggunakan bahan pengawet, gula buatan, dan penguat rasa essence. Demi kepraktisan, wingko babad dijual dalam kemasan kecil untuk sekali santap berbeda dengan wingko di kota Babad yang dijual dalam ukuran besar. Bersama lumpia dan bandeng presto, wingko adalah oleh-oleh khas Semarang. Dibandingkan dengan wingko lain yang dijual di Semarang, harga Wingko Babad Cap Kereta Api memang relatif lebih mahal