Atur jumlah dan catatan
Stok Total: 99
Subtotal
Rp160.000
Making the Giant Dance
1 barang berhasil terjual
Rp160.000
- Kondisi: Baru
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: Buku
Pada saat penulis ini bergabung ke BRI, Maret 2017, BRI baru saja memulai program transformasi BRIVolution 1.0 yang memiliki aspirasi To be The Most Valuable Bank in The Region and Home to the Best Talent in 2022. Salah satu inisiatif strategis di bidang IT adalah aspirasi menuju future-ready IT. Penulis menerjemahkannya, bahwa future-ready IT harus terjadi lebih dahulu di akhir tahun 2020, agar bisnis memiliki waktu untuk berinovasi dan tumbuh meng-create value di dua tahun berikutnya. Kondisinya saat itu, ada utang teknologi (technology debt) yang cukup dalam, yang harus dibenahi agar bisnis BRI bisa bermanuver lebih lincah menghadapi dinamika lingkungan bisnis yang penuh ketidakpastian.
Di permukaan, kinerja layanan IT yang dirasakan saat itu digambarkan dengan fenomena layanan LOT (Lemot-Offline- Time-out). Dari pengamatan secara umum, penulis melihat ada dua problem utama IT BRI saat itu yaitu minimnya rujukan arsitektur IT yang up-to-date dan IT governance yang kurang disiplin, sementara jumlah aplikasi sangat banyak. Dengan dua problem utama tersebut, maka ibarat “bangunan besar tanpa arsitek”. Aplikasi yang banyak sekali dan dikembangkan sendiri-sendiri oleh para programmer mengakibatkan kerumitan dalam mengelolanya, yang biasa digambarkan seperti “spaghetti”. Untuk mengurainya sangatlah tidak mudah. Belum terbayang dari mana memulainya karena minimnya peta jalan yang bisa saya rujuk.
Tugas penulis terkait pembenahan IT dan transformasi digital di BRI ini ia istilahkan dengan misi “bertobat” dan “berbuat baik”. Bertobat dalam pengertian mengejar ketertinggalan menjadi kondisi yang normal, sehat, dan kuat melalui transformasi IT, sedangkan berbuat baik dalam pengertian melalui inovasi digital dan value creation dengan transformasi digital. Kedua misi ini harus dilakukan secara paralel. Inovasi bisnis digital harus terus dilakukan tanpa menunggu selesainya pembenahan IT.
ISBN : 978-623-5378-35-0
Di permukaan, kinerja layanan IT yang dirasakan saat itu digambarkan dengan fenomena layanan LOT (Lemot-Offline- Time-out). Dari pengamatan secara umum, penulis melihat ada dua problem utama IT BRI saat itu yaitu minimnya rujukan arsitektur IT yang up-to-date dan IT governance yang kurang disiplin, sementara jumlah aplikasi sangat banyak. Dengan dua problem utama tersebut, maka ibarat “bangunan besar tanpa arsitek”. Aplikasi yang banyak sekali dan dikembangkan sendiri-sendiri oleh para programmer mengakibatkan kerumitan dalam mengelolanya, yang biasa digambarkan seperti “spaghetti”. Untuk mengurainya sangatlah tidak mudah. Belum terbayang dari mana memulainya karena minimnya peta jalan yang bisa saya rujuk.
Tugas penulis terkait pembenahan IT dan transformasi digital di BRI ini ia istilahkan dengan misi “bertobat” dan “berbuat baik”. Bertobat dalam pengertian mengejar ketertinggalan menjadi kondisi yang normal, sehat, dan kuat melalui transformasi IT, sedangkan berbuat baik dalam pengertian melalui inovasi digital dan value creation dengan transformasi digital. Kedua misi ini harus dilakukan secara paralel. Inovasi bisnis digital harus terus dilakukan tanpa menunggu selesainya pembenahan IT.
ISBN : 978-623-5378-35-0

Rayyana Komunikasindo

4.9 (144)

100% pesanan selesai
Pengiriman
Dikirim dari Jakarta Timur
Ongkir mulai Rp10.000
Reguler • Estimasi tiba besok - 17 May
Ada masalah dengan produk ini?
ULASAN PEMBELI

Belum ada ulasan untuk produk ini
Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan