Atur jumlah dan catatan
Stok: Habis
Subtotal
-
Novel Aku (AADC) - Sjuman Djaya
Rp59.000
- Kondisi: Baru
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: Biografi
Aku (AADC)
“Bom atom pertama meledak di Kota Hiroshima. Langit berselaput awan cendawan berbisa. Ketika memburai awan ini, bumi laksana ditimpa hujan salju yang ganas. Ge - dung-gedung beton runtuh. Aspal-aspal jalan terbakar menyala. Bumi retak-retak ber - debu, di segala penjuru. Dan beribu tubuh manusia meleleh, tewas atau terluka. Seekor kuda paling binal, berbulu putih dan berambut kuduk tergerai, berlari di pusat kota, Jakarta! Tidak peduli pada yang ada, sekelilingnya, juga tidak pada manusia. Dia me - ringkik alangkah dahsyatnya, menapak dan menyepak alangkah merdekanya. Dunia ini, seolah cuma menjadi miliknya! Dan sekaligus seolah dia bicara:
kalau sampai waktuku
kumau tak seorang kan merayu
tidak juga kau
tak perlu sedu sedan itu
aku ini binatang jalang
dari kumpulannya terbuang
Gaung suara ini seolah membelah langit, membelah bumi.”
Adegan-adegan film yang tergambar dalam skenario ini bertujuan untuk mewariskan semangat penyair besar yang dikagumi Sjuman Djaya, Chairil Anwar. Skenario ini merupakan salah satu karya terpenting Sjuman Djaya yang menempatkannya di jajaran para seniman besar Indonesia
Kondisi: Baru/segel
Genre: Biografi, memoar
Pengarang: Sjuman Djaya
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Bahasa: Indonesia
Halaman: 168
Dimensi: 135 x 200 mm
“Bom atom pertama meledak di Kota Hiroshima. Langit berselaput awan cendawan berbisa. Ketika memburai awan ini, bumi laksana ditimpa hujan salju yang ganas. Ge - dung-gedung beton runtuh. Aspal-aspal jalan terbakar menyala. Bumi retak-retak ber - debu, di segala penjuru. Dan beribu tubuh manusia meleleh, tewas atau terluka. Seekor kuda paling binal, berbulu putih dan berambut kuduk tergerai, berlari di pusat kota, Jakarta! Tidak peduli pada yang ada, sekelilingnya, juga tidak pada manusia. Dia me - ringkik alangkah dahsyatnya, menapak dan menyepak alangkah merdekanya. Dunia ini, seolah cuma menjadi miliknya! Dan sekaligus seolah dia bicara:
kalau sampai waktuku
kumau tak seorang kan merayu
tidak juga kau
tak perlu sedu sedan itu
aku ini binatang jalang
dari kumpulannya terbuang
Gaung suara ini seolah membelah langit, membelah bumi.”
Adegan-adegan film yang tergambar dalam skenario ini bertujuan untuk mewariskan semangat penyair besar yang dikagumi Sjuman Djaya, Chairil Anwar. Skenario ini merupakan salah satu karya terpenting Sjuman Djaya yang menempatkannya di jajaran para seniman besar Indonesia
Kondisi: Baru/segel
Genre: Biografi, memoar
Pengarang: Sjuman Djaya
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Bahasa: Indonesia
Halaman: 168
Dimensi: 135 x 200 mm
Ada masalah dengan produk ini?
ULASAN PEMBELI
Belum ada ulasan untuk produk ini
Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan