Atur jumlah dan catatan
Stok Total: Sisa 10
Subtotal
Rp65.000
Filsafat Peripatetik Islam Ibnu Sina
Rp65.000
- Kondisi: Baru
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: Manggu
Penulis : Nano Warno
Tebal : 180 hlm
Ukuran : 14,5 x 21 cm
Penerbit : Manggu
Deskripsi:
Filsafat Islam secara historis, pertama dan paling bertahan adalah peripatetik. Setiap aliran filsafat setelahnya dari filsafat iluminasi, filsafat Hikmah Muta’aliyah dan bahkan juga irfan tidak dapat lepas dari pengaruhnya. Filsafat Iluminasi, Suhrawardi sang martir (al-Maqtul) pendiri filsafat iluminasi juga banyak memanfaatkan prinsip-prinsip peripatetik.
Sebagian ahli filsafat Islam menganggap filsafat iluminasi adalah neo-peripatetik. Sementara Mulla Sadra jelas-jelas juga banyak berhutang terhadap analisa-analisa peripatetik dan sekalipun mengembangkan aliran barunya tapi corak peripatetik tidak bisa hilang dari uraianuraian filsafatnya terutama di periode pertama dari kehidupannya.
Ilmu tawasuf falsafi (irfan teori) juga sekalipun selalu mengkritik prinsip-prinsip peripatetik, namun tidak bisa menghindari dari pengaruh bahasa, istilah dan argumentasi demonstrasi (burhan) saat ingin menjustifikasi validitasnya. Demikian juga dengan ilmu-ilmu Islam lainnya seperti kalam, fikih, dan ushul fikih.
Figur utama peripatetik Islam yaitu al-Kindi, Farabi, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina. Di antara semua tokoh peripatetik, ibnu Sina dianggap filsuf yang paling mewakili peripatetik Islam. Ibnu Sina telah mewariskan magnum opus, Ilahiyat Syifa karya ensiklopedia filsafat Islam yang terbesar dalam peradaban Islam dan juga inovasi barunya serta analisa kritisnya dalam mengevaluasi setiap argumen dan prinsip filsafat.
Ibnu Sina filsuf yang sangat energik dengan kehidupan yang berwarna-warni. Aktif sebagai politisi, wazir, dokter, ahli fisika, penulis tasawuf hingga penulis novel dan memiliki reputasi melambung dan sukses karirnya dalam bidang kedokteran yang mengantarkannya menjadi tokoh selebriti di berbagai istana.
Tebal : 180 hlm
Ukuran : 14,5 x 21 cm
Penerbit : Manggu
Deskripsi:
Filsafat Islam secara historis, pertama dan paling bertahan adalah peripatetik. Setiap aliran filsafat setelahnya dari filsafat iluminasi, filsafat Hikmah Muta’aliyah dan bahkan juga irfan tidak dapat lepas dari pengaruhnya. Filsafat Iluminasi, Suhrawardi sang martir (al-Maqtul) pendiri filsafat iluminasi juga banyak memanfaatkan prinsip-prinsip peripatetik.
Sebagian ahli filsafat Islam menganggap filsafat iluminasi adalah neo-peripatetik. Sementara Mulla Sadra jelas-jelas juga banyak berhutang terhadap analisa-analisa peripatetik dan sekalipun mengembangkan aliran barunya tapi corak peripatetik tidak bisa hilang dari uraianuraian filsafatnya terutama di periode pertama dari kehidupannya.
Ilmu tawasuf falsafi (irfan teori) juga sekalipun selalu mengkritik prinsip-prinsip peripatetik, namun tidak bisa menghindari dari pengaruh bahasa, istilah dan argumentasi demonstrasi (burhan) saat ingin menjustifikasi validitasnya. Demikian juga dengan ilmu-ilmu Islam lainnya seperti kalam, fikih, dan ushul fikih.
Figur utama peripatetik Islam yaitu al-Kindi, Farabi, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina. Di antara semua tokoh peripatetik, ibnu Sina dianggap filsuf yang paling mewakili peripatetik Islam. Ibnu Sina telah mewariskan magnum opus, Ilahiyat Syifa karya ensiklopedia filsafat Islam yang terbesar dalam peradaban Islam dan juga inovasi barunya serta analisa kritisnya dalam mengevaluasi setiap argumen dan prinsip filsafat.
Ibnu Sina filsuf yang sangat energik dengan kehidupan yang berwarna-warni. Aktif sebagai politisi, wazir, dokter, ahli fisika, penulis tasawuf hingga penulis novel dan memiliki reputasi melambung dan sukses karirnya dalam bidang kedokteran yang mengantarkannya menjadi tokoh selebriti di berbagai istana.
Ada masalah dengan produk ini?
ULASAN PEMBELI

Belum ada ulasan untuk produk ini
Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan