Atur jumlah dan catatan
Stok Total: Sisa 1
Subtotal
Rp150.000
Pending Emas - Herlina ( Original)
Rp150.000
- Kondisi: Bekas
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: Buku Sejarah Budaya dan Politik
Pending Emas
Herlina
Gunung Agung
Cet 1964
253 hal
Hardcover
Kondisi : Bagus
Hrga Rp 150.000
Si Pending Emas, Perempuan TNI Pertama yang Berperang di Hutan Papua
Herlina Kasim mendapat penghargaan dari Soekarno. (Foto: Dok. Buku Pending Emas)
Herlina Kasim atau lebih dikenal dengan panggilan Si Pending Emas adalah pejuang perempuan asal Irian Jaya (sekarang Papua-red) yang jasanya untuk negeri begitu besar. Lewat Tri Komando Rakyat (Trikora), Ia berjuang atas nama kemanusiaan dan kebangsaan.
Di masa mudanya, Herlina memang sudah memiliki jiwa petualang dan rasa nasionalisme yang tinggi. Pada tahun 1961, tepatnya setelah lulus SMA, Ia bertualang berkeliling Indonesia.
Pada tahun 1961 sampailah Ia di tanah Bumi Cenderawasih, Saat itu Operasi Tri Komando Rakyat (Trikora) bergelora. Ia sangat berminat untuk mengambil bagian dalam perjuangan membebaskan Irian Barat dari tangan tentara kolonial.
Dalam perjuangannya di bawah pimpinan Mayjen Soeharto, Herlina dan kawan-kawan menuntut tiga hal di bawah ini:
1. Gagalkan berdirinya negara Boneka Papua bentukan Belanda.
2. Kibarkan sang Merah Putih di Irian Jaya tanah air Indonesia.
3. Bersiap melaksanakan mobilisasi umum
Tekadnya untuk berjuang sudah bulat. Meski sempat tidak mendapat izin dari keluarganya namun dengan segala cara, akhirnya Herlina bisa menjejakkan kakinya di Timur Indonesia.
Herlina Kasim, pejuang Trikora. (Foto: Dok. Buku Pending Emas)
Saat itu Ia berhasil menyusup ke daratan Irian Barat bersama pasukan sukarelawan. Penyusupannya saat itu melibatkan kapal-kapal perang TNI AL. Aksi tersebut menjadi peristiwa fenomenal yang menjadi catatan perjuangan Herlina.
Setelah itu, Herlina kemudian memutuskan untuk bergabung dengan pasukan yang saat ini dikenal sebagai Komando Pasukan Khusus (Kopasus). Ia adalah pasukan perempuan pertama yang terjun di hutan belantara Irian Barat.
Selain berjuang di medan tempur, Ia turut andil dalam membimbing masyarakat di sana untuk menguasai baca tulis, berhias, cara berbusana. Pengalaman-pengalamannya tersebut kemudian dikumpulkan hingga menjadi surat kabar.
Herlina
Gunung Agung
Cet 1964
253 hal
Hardcover
Kondisi : Bagus
Hrga Rp 150.000
Si Pending Emas, Perempuan TNI Pertama yang Berperang di Hutan Papua
Herlina Kasim mendapat penghargaan dari Soekarno. (Foto: Dok. Buku Pending Emas)
Herlina Kasim atau lebih dikenal dengan panggilan Si Pending Emas adalah pejuang perempuan asal Irian Jaya (sekarang Papua-red) yang jasanya untuk negeri begitu besar. Lewat Tri Komando Rakyat (Trikora), Ia berjuang atas nama kemanusiaan dan kebangsaan.
Di masa mudanya, Herlina memang sudah memiliki jiwa petualang dan rasa nasionalisme yang tinggi. Pada tahun 1961, tepatnya setelah lulus SMA, Ia bertualang berkeliling Indonesia.
Pada tahun 1961 sampailah Ia di tanah Bumi Cenderawasih, Saat itu Operasi Tri Komando Rakyat (Trikora) bergelora. Ia sangat berminat untuk mengambil bagian dalam perjuangan membebaskan Irian Barat dari tangan tentara kolonial.
Dalam perjuangannya di bawah pimpinan Mayjen Soeharto, Herlina dan kawan-kawan menuntut tiga hal di bawah ini:
1. Gagalkan berdirinya negara Boneka Papua bentukan Belanda.
2. Kibarkan sang Merah Putih di Irian Jaya tanah air Indonesia.
3. Bersiap melaksanakan mobilisasi umum
Tekadnya untuk berjuang sudah bulat. Meski sempat tidak mendapat izin dari keluarganya namun dengan segala cara, akhirnya Herlina bisa menjejakkan kakinya di Timur Indonesia.
Herlina Kasim, pejuang Trikora. (Foto: Dok. Buku Pending Emas)
Saat itu Ia berhasil menyusup ke daratan Irian Barat bersama pasukan sukarelawan. Penyusupannya saat itu melibatkan kapal-kapal perang TNI AL. Aksi tersebut menjadi peristiwa fenomenal yang menjadi catatan perjuangan Herlina.
Setelah itu, Herlina kemudian memutuskan untuk bergabung dengan pasukan yang saat ini dikenal sebagai Komando Pasukan Khusus (Kopasus). Ia adalah pasukan perempuan pertama yang terjun di hutan belantara Irian Barat.
Selain berjuang di medan tempur, Ia turut andil dalam membimbing masyarakat di sana untuk menguasai baca tulis, berhias, cara berbusana. Pengalaman-pengalamannya tersebut kemudian dikumpulkan hingga menjadi surat kabar.
Ada masalah dengan produk ini?
ULASAN PEMBELI

Belum ada ulasan untuk produk ini
Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan