Tafsir Al-Mahfudz jilid 1 -surat Al-Fatihah 1 - Al-Baqarah 69- (Ust Ahmad Sarwat, Lc., MA.)

Judul : Tafsir Al-Mahfuzh : Jilid 1 Juz 1A hal. 1-10 (Al-Fatihah 1-7 s/d Al-Baqarah 1-69) Penulis : Ahmad Sarwat, Lc., MA Tebal : 583 hlm. Harga Rp. 250,000 Jenis Cover : Hardcover Penerbit : Rumah Fiqih Publishing Berat : 0 grm Kertas/Ukuran : B5 Ketika terjemah Al-Quran tidak mampu memberikan penjelasan yang memadai, maka pilihannya adalah kitab tafsir. Sayangnya kebanyakan kitab tafsir itu berbahasa Arab, kalau pun diterjemahkan, problem terbesarnya justru pada kualitas penerjemahan. Maka pilihan yang paling logis adalah membaca tafsir yang sejak awal memang disusun dalam bahasa Indonesia oleh para ulama tafsir Indonesia. Sayangnya keberadaan kitab tafsir berbahasa Indonesia sangat terbatas, apalagi bila kebutuhannya tafsir yang lengkap dan detail, bukan sekedar terjemah singkat kata per kata. Selama ini yang memenuhi kriteria itu hanya ada tiga saja, yaitu Tafsir Al-Azhar karya Buya HAMKA, Tafsir Al-Misbah karya Prof. Dr. Quraish Shihab dan Tafsir Kemenag RI. Oleh karena itu penyusunan Tafsir Al-Mahfuzh ini diniatkan untuk menambah khazanah di bidang tafsir yang terbilang langka. Ketika Penulis menyebut kata tafsir Al-Quran, maka yang dimaksud adalah kajian terkait ayat-ayat Al-Quran dalam bentuk penjelasan yang lengkap, luas dan mendalam. Bukan sekedar memaknai kata per kata secara terjemahan. Kata per kata butuh penjelasan yang dalam, dengan dilengkapi beberapa varian makna yang kadang dipahami secara berbeda oleh para ulama. Karena faktanya memang demikian. Para pembaca kitab tafsir di negeri ini harus ddipenuhi kebutuhannya untuk bisa mengetahui apa latar belakang turunnya suatu ayat di masa kenabian. Mereka juga harus tahu apa hubungan antara satu ayat dengan ayat lain, baik sebelumnya juga ayat sesudahnya. Termasuk mereka juga butuh diberi informasi berharga berupa berbagai penjelasan dan komentar langsung dari Nabi SAW sebagai orang yang menerima turunnya Al-Quran, termasuk juga penjelasan dan konfirmasi dari para sahabat yang hidup bersama Nabi SAW sepanjang 23 tahun masa turunnya wahyu. Dan tentu saja semua itu perlu dilengkapi dengan penjelasan dari para tabi’in, tabi’ut-tabiin dan terus sampai ke level berikutnya. Sebenarnya semua informasi sudah lengkap dituliskan para ulama penulis tafsir, hanya saja kendalanya semua tertulis dalam bahasa Arab. Padahal semua itu perlu disuguhkan dengan menggunakan bahasa awam bangsa Indonesia agar mudah dipahami dengan renyah tanpa harus terjebak dengan kejanggalan penerjemahan. Intinya bangsa Indonesia sudah waktunya bisa diajak membedah tiap ayat Al-Quran secara mendalam, bukan hanya sekedar sampai di bagian kulit-kulit terluarnya saja.