Litsea cubeba L. Persoon dari family Lauraceae adalah salah satu jenis pohon hutan penghasil non-kayu (HHBK) yang memiliki beberapa nama daerah antara lain seperti kilemo (Sunda), krangean (Jawa), antarasa (Batak Toba), apokayan (Malinau,Kalimantan Timur) (Heyne, 1987; Prosea, 1999). Tanaman kilemo adalah penghasil minyak atsiri (essensial) yang bernilai ekonomis tinggi. Minyak esensial kilemo dimanfaatkan sebagai bahan baku berbagai industri biofarmaka seperti kosmetik, sabun, minyak wangi, aromatheraphy dan obat-obatan. Minyak esensial ini juga dapat digunakan untuk industri kimia seperti cat, tinta, resin, vanish, plastik dan biodisel (Chen et al., 2008).
Minyak esensial kilemo diekstraksi dari berbagai bagian tanaman, yaitu daun, bunga, buah, akar dan batang, dengan komposisi dan kandungannya (hasil) yang bervariasi (Choudhury et al., 1998; Zhao et al., 2010). Namun kandungan minyak esensial yang terbanyak terdapat pada bagian daun dan kulit pohon (Rostiwati et al., 2012). Minyak esensial dari buah kilemo mengandung 75% citral, tetapi minyak esensial dari daun berisi citral 1,8 kali lebih banyak dari pada yang terkandung dalam buah (Agrawal et al., 2011). Perbedaan kandungan minyak esensial kilemo juga dipengaruhi oleh tempat tumbuh seperti iklim dan jenis tanah (Si et al., 2012).
Mengingat prospek minyak esensial kilemo yang cukup potensial, maka tanaman ini cukup prospektif untuk dikembangkan di Indonesia. Namun sangat disayangkan keberadaannya saat ini sudah semakin berkurang (Herbagung, 2009), selain karena banyaknya penebangan, tanamaninijuga memilikidaya ketahanan hidup yang rendah (Baker, 1997). Buah kilemo bersifat dorman pada saat tersebar dan akan berkecambah setelah beberapa waktu terpendam didalam tanah (Sri-Ngernyuang et al., 2003).
Sumber :BP2TPTH
Tinggi saat ini 40-50cm
Sumber bibit semai biji