Buku yang diberi judul "Jalan Sunyi Kompromi Tujuh Kata Piagam Jakarta" karya Didik Hariyanto ini layak dibaca oleh semua kalangan, terlebih bagi generasi muda penerus estafet kepemimpinan di masa depan. Memahami sejarah tentang perumusan dasar negara secara otentik dan obyektif merupakan keniscayaan agar bangsa ini tidak tesesat seperti kera yang meraung-raung di kegelapan. Buku ini merupakan salah satu dari banyak buku yang membahas dinamika pergulatan pemikiran tentang konsep dasar negara dari para pendiri bangsa, mulai dari rumusan Pancasila I Juni 1945 (Pidato Sukarno), rumusan Pancasila 22 Juni 1945 (Piagam Jakarta) hingga rumusan Pancasila 18 Agustus 1945 sebagaimana tertuang dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945. Namun, penulis memberikan perhatian khusus pada pergumulan pemikiran tentang "Piagam Jakarta" yang hingga kini masih menjadi perdebatan. Yang menarik dari buku ini karena penulisnya menggunakan paradigma kritis dan menghindari pendekatan politis dalam memberikan penafsiran terhadap pelbagai pendapat dan pemikiran yang menjadi referensi buku ini. Pandangan penulis cukup konsisten dengan mengedepankan obyektifitas dengan menyajikan data-data otentik. Setelah membaca buku ini, saya sepakat dengan kesimpulan penulis buku ini, bahwa ketiga rumusan Pancasila merupakan satu tarikan nafas yang menjadi konsensus nasional. Akhirnya saya berharap buku ini dapat menjernihkan sejarah kelam tentang perumusan Pancasila sebagai dasar negara. —Karyono Wibowo, Direktur Eksekutif IPI
Judul Buku: Jalan Sunyi Kompromi Tujuh Kata Piagam Jakarta Penulis: Didik Hariyanto Penerbit: GDN Press, 2020 Kategori: Sospol ISBN: 9786025060854 SKU: BRD6675 Bahasa: Indonesia Dimensi: 14 x 20 cm l Softcover Tebal: x + 200 hlm l Bookpaper Harga: 70.000 . % ORIGINAL books * * * SerbaSastra Bookstore