Minyak Wangi Ataraksia - Padepokan Mbah Djugo [Reformulasi] Limited

Piramida Aroma Impresi Awal Patchouli, Cengkeh, Kopi Arang, Buah Cermai Transisi Kedua Iris, Leather Aroma Dasar Cendana, Vetiver, Musk #WangiImajinasi terinspirasi dari suasana padepokan Mbah Djugo di lereng Gunung Kawi, Eyang Djugo punya nama lain Kiai Kanjeng Zakaria II, Taw Law She. berdasarkan naskah keraton Yogyakarta, Pangeran Diponegoro memiliki putra bernama Kiai Kanjeng Zakaria, dan Kakek Djugo adalah anak dari Kiai ini, maka dari itu beliau memiliki nama yang sama dengan ayahanda. Eyang Djugo pernah menjadi penasihat spiritual dan pengawal pangeran Diponegoro, setelah kekalahan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa, ia melepas atribut priyayi dan mengembara ke Timur, berhenti di suatu Daerah yang bernama Kesamben, disana beliau berdakwah Islam dan dikenal sebagai Tabib yang melakukan pengobatan tradisional, berdasarkan literatur pada saat pandemi kolera 1860an beliau membantu warga mengobati penyakit ini dengan cara tradisional. hal tersebut terdengar oleh bupati blitar kala itu dan meminta beliau mengobati masyarakat Blitar di daerah lain, dengan hadiah tanah 7 Hektar bebas pajak, tanah tersebut lantas dibuka sebagai padepokan dan masih eksis sampai sekarang. Piramida aroma parfum ini mencoba mengimajinasi suasana ruang tamu padepokan beliau di Desa Jugo, Blitar saat pagi, kamu masuk ke dalam padepokan yang lantainya masih beralas tanah setengah kering, kamu disambut beliau dengan segelas kopi hitam, kamu lalu diajak duduk di kursi kayu yang beraroma khas, semilir aroma Cendana yang khas terhidu olehmu yang berasal dari ruang pribadi beliau, disana kamu berdiskusi tentang kebijaksanaan hidup. penggunaan di situasi berbeda (Indoor/Outdoor/Alam Lain), kondisi berbeda (Pagi, Sore, Siang, Malam) dan Skin Chemistry seseorang akan menghasilkan performa yang beda, silahkan dicoba dipakai dengan masing-masing situasi amp; kondisi diatas , untuk menget SKU : 3131/1408248006376374272/55