Njioer Melambai (Edisi Lengkap dan Paripurna) Penulis : Isobe Yuji Penerbit : Terbang Lepas Tahun : 2024 Tebal : 246 halaman Kata Sambutan dan Sepatah Kata : Soekarno, Maruyama Takashi, dan Darmawidjaja Kata Pengantar : William Bradley Horton Penyunting dan Penyusun : A.T. Anggara dan William Bradley Horton Buku baru, original, dan segel. Harga Rp. 115.000 Sinopsis : Persiapan buku ini dipersiapkan dengan bantuan dari JSPS Grant-in-Aid for Scientific Research B, no. 19H01321 (PI Mayumi Yamamoto) Tulisan dalam buku ini merupakan kumpulan esai pendek yang sebelumnya juga pernah diterbitkan sebagai kolom di harian Asia Raya pada setiap hari Rabu dan hari Sabtu selama tahun 1944. Menurut Isobe: “Njioer Melambai...bermaksoed mempererat persaudaraan dan menjampaikan keterangan-keterangan tentang Nippon-Seishin [Semangat Nippon] atau tenaga pokok dari bangsa Yamato kepada segenap pendoedoek tanah Djawa.” (Njioer Melambai No. 59) Sang pengarang, Isobe Yūji (c.1900-1989), lahir di kota Tomioka, di provinsi Gunma, sebagai anak pedagang beras. Setelah belajar di Universitas Chūo dan di Universitas California, Isobe diterima di kantor surat kabar Asahi Shinbun di Tokyo. Pada tahun 1930-an, dia pernah dikirim bersama anak-istrinya ke Harbin di Manchukuo untuk membuka cabang kantor Asahi Shinbun, kemudian ke Beijing dari Desember 1937 sampai April 1939 untuk bekerja di perwakilan Cina Utara, baru setelah itu dikirim sendirian ke London dan New York sebagai koresponden. Di London, dia sempat mengalami pengeboman roket V-1 selama 56 hari pada musim gugur tahun 1940. Pada bulan yang sangat menentukan buat Perang Pasifik, Desember 1941, dia berada di New York, dan sekali sempat ikut mewawancarai Presiden Roosevelt di Gedung Putih. Setelah kembali ke Jepang berkat pertukaran orang sipil dan pegawai negeri, dia dikirim ke kantor Asahi Shinbun di Osaka. Pada akhir tahun 1943, barangkali menggantikan orang yang dipulangkan, Isobe dikirim ke Jawa dan ditempatkan di Jawa Shinbun dan di Asia Raya sebagai penasihat (Isobe Asahiko 2009, 5-6). Pada bulan Februari tahun Sumera 2605 atau tahun 1945 Masehi, kurang-lebih 7 bulan sebelum Proklamasi Kemerdekaan dibacakan oleh Soekarno dan berkumandang di seluruh Indonesia, sebuah buku cantik diterbitkan oleh Kokumin Tosyokyoku (Balai Pustaka masa pendudukan Jepang). Dengan warna hijau tua, sampul dihiasi dengan gambar yang sederhana dan berkesan santai–dengan menampilkan gambar perahu di laut dan sebuah pulau bergunung serta diiringi dua pohon kelapa tertiup angin, sekaligus dibubuhi kata ‘Njioer Melambai.’ Dikarang oleh orang Jepang, buku kumpulan esai ini sudah lama tidak diingat lagi, atau bahkan tidak diketahui keberadaannya di Indonesia maupun di Jepang. Seperti buku-buku lain yang diterbitkan pada jaman pendudukan Jepang, seolah-olah sudah punah dari ingatan khalayak dunia.