Kajian ini pada dasarnya adalah telaah ulang terhadap kondisi-kondisi kesejahteraan yang menjadi ajang kemunculan wacana kebudayaan. Dengan membaca secara saksama sejumlah manuskrip Jawa Tengah masa akhir abad kesembilambelas dan berikutnya, Pamberton menelaah kondisi-kondisi pembentukan pengetahuan di Indonesia sejak awal kekuasaan kolonial Belanda. Sembari menjungkirbalikkan asumsi-asumsi yang jamak tentang interaksi kolonial, dia menyingkapkan suatu kemunculan bertahap dalam naskah-naskah tersebut suatu sosok diskursif yang tersurat dalam kontras terhadap kehadiran invasi Belanda yang kian mencengkeram; suatu pembentukan sosok yang berbeda yang kemudian disebut “Jawa”.
Melalui catatan-catatan etnografis yang sangat kaya tentang beragam peristiwa mulai dari pemilu hingga perhelatan perkawinan, Pemberton menjelaskan sekaligus mengusik garis-garis utama pencitraan kultural Orde Baru. Kenampakan yang penuh dengan “tatanan” dalam konstruk budaya yang dibangun Orde Baru adalah efek dari upaya-upaya politis yang senantiasa disebut sebagai berlandaskan nilai-nilai budaya. Sedangkan sejumlah praktik pedesaan yang diamatinya, seperti bersih desa serta penghormatan dhanyang dan kuburan, menyiratkan adanya perlawanan terhadap pemformatan, domestifikasi, reproduksi, dan pengendalian budaya oleh rezim Orde Baru.
Penulis: John Pemberton Penerjemah: Hartono Hadikusumo Penerbit: Mata Bangsa Jumlah Halaman: 447 hlm.