Buku Akhlak Anak Ceritaku Bagian 1 Pinisi Sail

Anak zaman sekarang memang hidup di dunia yang serba visual. Banyak hal dinilai dari tampilan visualnya, termasuk buku. Tapi, apakah selamanya anak harus #34;disuapi #34; dengan hal yang menarik matanya? Ingat, banyak buku agama yang #34;polosan #34;, hanya berupa teks. Sampulnya #34;biasa aja #34;, layout-nya juga #34;biasa aja #34;. Lalu, kalau tampilannya polos seperti itu, apakah ketika anak semakin beranjak dewasa, kita akan membiarkannya ogah-ogahan membaca buku agama karena tampilan buku yang ngga menarik, meskipun isinya padat berisi? Bahkan, mushaf Al-Qur #39;an pun banyak yang #34;polosan #34;. Apakah kelak anak kita (yang kian beranjak dewasa) akan kurang bersemangat ketika disodori Al-Qur #39;an polosan yang tanpa warna-warni? Benar, kita berusaha menjadikan tampilan visual untuk menarik anak supaya mau membaca. Tapi, itu bukan selamanya. Usia anak kita insyaallah terus bertambah. Maka, naikkanlah level bacaannya. Berusahalah untuk menggandeng tangan anak untuk menaiki anak tangga selanjutnya. Kemarin full gambar, hari ini separuh gambar. Kemarin full color, hari ini hitam putih. Kemarin separuh gambar, hari ini full teks.