Menghitung embun. Ini hanyalah peribahasa untuk menggambarkan karunia dan rahmat Tuhan yang berlimpah. Seperti halnya tak mungkin kita menghitung embun, demikian pula mustahil menghitung rahmat Tuhan yang begitu banyak. Kendati kita tidak bisa menghitung rahmat itu,tetapi kita bisa merasakannya. Seperti ketika kita merasakan kesegaran embun yang menetes pada pagi hari. Rahmat itu penuh misteri, tak mungkin kita menyelami seluruhnya. Seperti halnya embun yang tiba-tiba pergi, ketika hari sudah tidak lagi pagi. Namun, kesegarannya tetap boleh kita kenang sepanjang hari. Begitu jugalah rahmat Tuhan itu selalu segar menemani hidup kita. Buku kecil mengajak kita merasakan embun rahmat Tuhan itu.