Banyak orang sering memahami kata binasa itu sekadar lenyap atau hilang. Kebinasaan atau binasa adalah keadaan dimana seseorang tidak mendapat kesempatan lagi untuk diperdamaikan dengan Allah, ini berarti terpisah dari hadirat Allah atau terhilang dari hadirat Allah selamanya. Ini adalah kedahsyatan yang luar biasa, keadaan yang tidak terbayangkan dengan pikiran manusia hari ini. Bagi mereka, mencari Allah bukan sesuatu yang perlu diutamakan, sebab mereka merasa banyak hal yang lebih penting dan mendesak dibanding kebutuhan akan Allah. Biasanya orang-orang seperti ini menunda pertobatannya. Mereka menunda untuk hidup suci dan dalam pengabdian kepada Allah. Mereka memang tidak berpikir dan merencakan akan mengkhianati Allah, tetapi dengan penundaan tersebut, mereka sebenarnya menolak untuk bertobat secara benar. Sebaliknya, kalau kita bertekad meninggalkan dunia, Tuhan akan menolong kita dan mengajar bagaimana kita dapat melakukannya. Seperti Yesus dapat meninggalkan segala kemuliaan, mengosongkan diri, dan berkeadaan sama seperti manusia, demikian pula kita dapat meninggalkan percintaan dunia dan mengosongkan diri agar bejana hidup kita diisi oleh Roh Kudus. Oleh sebab itu, kita tidak boleh menunda, sebab penundaan bisa merupakan bentuk pemberontakan dan sikap menolak untuk mengagendakan kekekalan sebagai hal yang utama dan satu-satunya dalam hidup ini. Penundaan sangat merugikan, sebab membangun kebiasaan yang buruk yang kemungkinan besar tidak akan pernah bisa diubah. Penyesalan menunda apa yang seharusnya sejak dini dilakukan merupakan penyesalan yang sangat menyakitkan yang tidak terbayangkan.
Terbit : Mei 2021 Pengarang : Pdt. Dr. Erastus Sabdono Penerbit : Rehobot Literature