Download Tokopedia App
Tentang TokopediaMulai Berjualan PromoTokopedia Care
tokopedia-logo
Kategori
Beli Lokal
Atur jumlah dan catatan

Stok Total: 40

harga sebelum diskonRp156.000

Subtotal

Rp117.000

Buku Kapitalisme dan Filantropi: Tokoh Tionghoa di Medan Tahun 1890-1942

Rp117.000
diskon 25%
Harga sebelum diskon Rp156.000
  • Kondisi: Baru
  • Min. Pemesanan: 1 Buah
  • Etalase: Buku Sejarah
Penulis: Dirk Aedsge Buiskool
ISBN: 978-623-359-434-9
Cetakan Pertama, April 2024
Tebal xiv, 390 hlm
Ukuran 15,5 cm x 23 cm
Tahun Terbit Pertama April 2024
Penerbit Gadjah Mada University Press
Buku sejarah sosial Medan ini mengkaji tentang peran elit Tionghoa dalam perkembangan kota, dari pemukiman kecil menjadi pusat keuangan dan ekonomi yang penting. Dasar perkembangan Medan adalah ekonomi perkcbunan di Sumatra Timur yang berpenghasilan besar, tetapi ada sisi gelap dari kesuksesan ekonomi, yaitu kondisi kerja para buruh di perkebunan. Rezim buruh yang keras mengakibatkan banyak tedadinya pelanggaran hak asasi manusia yang berarti industri perkebunan dapat dicap sebagai model konflik. Berbeda dengan keadaan di perkebunan, perkembangan perkotaan justru ditandai dengan suasana yang relatif harmonis. Salah satu alasan yang penting merupakan peran elit Tionghoa ini, model konflik perkebunan tersebut tidak berlaku di Kota Medan. Buku ini menggambarkan kebangkitan Kota Medan, karakteristik bis nis Tionghoa, kehidupan sosial (kedudukan perempuan, agama, pendidikan, layanan kesehatan, dan hiburan), serta politik dan pers Tionghoa Mcdan. Dalam semua bidang ini, terlihat peran 9 tokoh Tionghoa selama periode 1890-1942. Beberapa pertanyaan utama di studi ini merupakan: bagaimana mereka dapat mencapai status sosio-ekonomi tersebut dan apakah peran mereka di Kota Medan? Bagaimana posisi mereka dalam hal pendidikan, kegiatan budaya, dan layanan kesehatan? Apa kontribusi mereka kepada masyarakat? Bagaimana hubungan dengan tanah air Tiongkok? Peran dan pengaruh mereka tidak hanya terbatas pada komunitas Tionghoa, tetapi juga menjangkau kelompok etnis lain, terutama melalui filantropinya. Di Medan, kelompok etnis yang berbeda jelas hidup secara terpisah, tetapi pada saat yang sama, mereka hidup bersama secara hannonis. Sembilan orang Tionghoa terkemuka telah berperan penting dalam hal ini.


Dari studie ini Dirk Aedsge Buiskool mendapat gelar Ph.D. di Universitas Utrecht, Belanda.

Ada masalah dengan produk ini?

ULASAN PEMBELI

4.6/ 5.0

80% pembeli merasa puas

5 rating • 3 ulasan

5(4)80%
4(0)0%
3(1)20%
2(0)0%
1(0)0%