Atur jumlah dan catatan
Stok Total: 44
Subtotal
Rp27.300
Metode Ilmiah Menyikapi Perbedaan Ahlul Ilmi Griya Ilmu
Rp27.300
- Kondisi: Baru
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: Semua Etalase
ORIGINAL 100%
Penulis : Syaikh Hammad bin Ibrahim Al-Utsman
Tebal : 188 halaman (14,5 x 20,5cm)
Soft Cover
Penerbit : Griya Ilmu
"Ikhtilaafu ummati rahmah" (perselisihan ummatku adalah rahmat), itulah sebuah ungkapan yang dianggap sebagai sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, padahal tidak ada satu pun karya tulis hadits yang memuat ungkapan seperti itu. Seandainya pun ada, derajatnya dha'if (lemah).
Ironisnya, ungkapan tersebut kerap digunakan sebagai 'dasar' untuk menjustifikasi (membenarkan) berbagai perbedaan alias perselisihan yang terjadi di tengah ummat ini. Sungguh mengherankan anggapan sebagian kalangan bahwa perselisihan adalah rahmat. Bukankah Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman: "Tetapi mereka senantiasa berselisih, kecuali orang-orang yang senantiasa dirahmati oleh Rabb-mu," (QS. Huud: 118-119)? Sangat jelas ayat ini menunjukkan bahwa Allah mengecualikan orang-orang yang dirahmati-Nya dari perselisihan.
Lantas, bagaimana sikap kita terhadap perselisihan yang terjadi? Apakah para Shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah berbeda pendapat? Apakah maksud dari kaidah yang dibahas buku ini?
Semoga buku ini dapat memuaskan dahaga penasaran para pembaca sekalian.
Penulis : Syaikh Hammad bin Ibrahim Al-Utsman
Tebal : 188 halaman (14,5 x 20,5cm)
Soft Cover
Penerbit : Griya Ilmu
"Ikhtilaafu ummati rahmah" (perselisihan ummatku adalah rahmat), itulah sebuah ungkapan yang dianggap sebagai sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, padahal tidak ada satu pun karya tulis hadits yang memuat ungkapan seperti itu. Seandainya pun ada, derajatnya dha'if (lemah).
Ironisnya, ungkapan tersebut kerap digunakan sebagai 'dasar' untuk menjustifikasi (membenarkan) berbagai perbedaan alias perselisihan yang terjadi di tengah ummat ini. Sungguh mengherankan anggapan sebagian kalangan bahwa perselisihan adalah rahmat. Bukankah Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman: "Tetapi mereka senantiasa berselisih, kecuali orang-orang yang senantiasa dirahmati oleh Rabb-mu," (QS. Huud: 118-119)? Sangat jelas ayat ini menunjukkan bahwa Allah mengecualikan orang-orang yang dirahmati-Nya dari perselisihan.
Lantas, bagaimana sikap kita terhadap perselisihan yang terjadi? Apakah para Shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah berbeda pendapat? Apakah maksud dari kaidah yang dibahas buku ini?
Semoga buku ini dapat memuaskan dahaga penasaran para pembaca sekalian.
Ada masalah dengan produk ini?
ULASAN PEMBELI

Belum ada ulasan untuk produk ini
Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan