Atur jumlah dan catatan
Stok Total: 99
Subtotal
Rp298.000
Dijual Kitab Tafsir Munir, Tafsir Nawawi, Marah Labid Likasyfi Mana Quranil Majid - Kitab Kuning
Rp298.000
- Kondisi: Baru
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: Semua Etalase
Tafsir Munir/Tafsir Nawawi/Murohu Labid
Penyusun : Syekh Nawawi bin Umar Al-Bantani
Ukuran : 27 x 19 cm Berat : 1860 gram
Kertas : Kuning
Syekh Imam Nawawi al-Bantani mempunyai nama lengkap Abu Abdul Mu’thi Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi al-Jawi al-Bantani. Beliau lahir di kawasan Tanara, Serang, Banten, pada tahun 1230 H/1813 M. Ayahnya bernama Syekh Umar al-Bantani yang merupakan sosok ulama yang mempunyai nasab dengan Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati Cirebon).
Tafsir yang ditulis Syekh Nawawi Banten Marāhul Labīd li Kasyf Ma'nāl Qur’ānil Majīd pada 1305 H dan diterbitkan di Mesir. Pada cetakan kedua tahun 1355 H berubah nama menjadi At-Tafsīrul Munīr li Ma`ālimit Tanzīl. Nama kedua ini lebih familiar di Indonesia. Ada kemungkinan judul kedua ini disematkan oleh penerbit. Secara bahasa marāh berarti datang dan pergi di sore hari untuk berkemas dan persiapan berangkat lagi; dan labīd berarti berkumpul mengitari sesuatu. Marāh labīd bisa diartikan sarang burung, sebagai tempat tinggal yang nyaman. Syekh Nawawi seolah ingin menjadikan tafsirnya sebagai rujukan dan tempat kembali bagi para Muslim untuk memahami Al-Qur’an.
Penyusun : Syekh Nawawi bin Umar Al-Bantani
Ukuran : 27 x 19 cm Berat : 1860 gram
Kertas : Kuning
Syekh Imam Nawawi al-Bantani mempunyai nama lengkap Abu Abdul Mu’thi Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi al-Jawi al-Bantani. Beliau lahir di kawasan Tanara, Serang, Banten, pada tahun 1230 H/1813 M. Ayahnya bernama Syekh Umar al-Bantani yang merupakan sosok ulama yang mempunyai nasab dengan Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati Cirebon).
Tafsir yang ditulis Syekh Nawawi Banten Marāhul Labīd li Kasyf Ma'nāl Qur’ānil Majīd pada 1305 H dan diterbitkan di Mesir. Pada cetakan kedua tahun 1355 H berubah nama menjadi At-Tafsīrul Munīr li Ma`ālimit Tanzīl. Nama kedua ini lebih familiar di Indonesia. Ada kemungkinan judul kedua ini disematkan oleh penerbit. Secara bahasa marāh berarti datang dan pergi di sore hari untuk berkemas dan persiapan berangkat lagi; dan labīd berarti berkumpul mengitari sesuatu. Marāh labīd bisa diartikan sarang burung, sebagai tempat tinggal yang nyaman. Syekh Nawawi seolah ingin menjadikan tafsirnya sebagai rujukan dan tempat kembali bagi para Muslim untuk memahami Al-Qur’an.
Ada masalah dengan produk ini?
ULASAN PEMBELI

Belum ada ulasan untuk produk ini
Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan