Download Tokopedia App
Tentang TokopediaMulai Berjualan PromoTokopedia Care
tokopedia-logo
Kategori
Atur jumlah dan catatan

Stok Total: Sisa 7

Subtotal

Rp150.000

Kembang Goyang Orang Betawi Menulis Kampungnya 1900 - 2000/HC Original

Rp150.000
  • Kondisi: Baru
  • Min. Pemesanan: 1 Buah
  • Etalase: Semua Etalase
Kembang Goyang Orang Betawi Menulis Kampungnya ( 1900 – 2000 )

• Original
• Wrapping/segel
• Rak 23-1

Penerbit : Padasan
ISBN : 9786021928004
Penulis : Laora Arkeman
Cover : Hard Cover

BUKU BARU STOK LAMA

Pingg
Kembang Goyang: Orang Betawi Menulis Kampungnya (1900-2000) menghimpun 48 sketsa, puisi, dan prosa karya para penulis berdarah atau peranakan Betawi tentang kampong halaman mereka. Mulai dari penulis-penulis masa lampau seperti Oom Piet, Tio Ie Soei, Kwee Kek Beng, M. Balfas, S.M. Ardan, Firman Muntaco, dan N. Susy Aminah Aziz hingga penulis-penulis masa kini seperti Zeffry Alkatiri, Aba Mardjani, dan Chairil Gibran Ramadhan.

Kembang Goyang, menurut Laora Arkeman dalam pengantarnya, berhasil menunjukkan keberadaannya sebagai antologi yang merepresentasikan kekayaan alam Betawi dan mungkin buku pertama yang mengabadikan karya-karya penulis dari etnis Betawi selama 100 tahun terakhir.

Karya-karya dalam buku antologi ini, menurut Wahyu Wibowo, dosen dan pendiri Pusat Studi Betawi Universitas Nasional, mencuatkan gambaran historis perihal gejala multikulturalisme masyarakat Betawi. Suatu hal yang wajar terjadi, tetapi justru di situlah kemampuan keberadaan kita dituntut dalam memahami nilai-nilai luhur Betawi sebagai penopang jati diri bangsa. Kembang Goyang adalah buku yang kudu dibaca oleh kalangan Betawi dan non-Betawi, karena merupakan buku nasional. Bukan buku lokal.

Mega Trianasari Soendoro menilai, sekurangnya, ada tiga aspek yang bisa ditelaah dari Kembang Goyang berkaitan dengan Tanah Betawi dari masa ke masa. Mulai dari kondisi geografis, perkembangan bahasa Melayu, hingga kondisi sosial masyarakatnya.
Keadaan geografis tanah Betawi dapat ditengok melalui salah satu karya M. Balfas, Si Gomar. Melalui cerita tersebut, kita dapat mengetahui keadaan wilayah Cawang di Jakarta Timur pada 1950-an yang masih asri atau bahkan masih seperti desa kecil. Bandingkan dengan keadaan Cawang sekarang yang dipenuhi gedung tinggi sebagai kota besar yang padat.

Ada masalah dengan produk ini?

ULASAN PEMBELI

Toped Illustration

Belum ada ulasan untuk produk ini

Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan