Seperti Orang Mati yang Hidup - willy fahmy agiska

Willy Fahmy Agiska memungut sobekan puisi—dari bahasa yang dicincang hidup—ke ruang domestik untuk mengenali aku. Di sanalah, hampir seluruh kontemplasinya meredam amuk, membenamkan ludah dan bukan tinju. seperti orang mati yang hidup adalah kamar yang memulangkan aku dari kecewa dan suntuk. Sebuah kamar yang mempersonifikasi perabotan di dalamnya untuk terlibat ke dalam percakapan interior. Suatu percakapan yang lapis-kupasannya ternyata monolog internal. Benda-benda memerankan tupoksi dan fungsi eksistensialnya secara wajar. Namun aku tidak ingin berbicara hanya tentang dirinya sendiri. Willy Fahmy Agiska memulihkan dunia yang sibuk; memensiunkan puisi yang dimiskinkan negara, dimakan usia, dan dihanguskan mimpi. seperti orang mati yang hidup adalah penundaan kematian yang misterius. Kematian gairah atas hidup. Kematian yang intim, walaupun tanpa agama. Selagi kehidupan mengecer kewaspadaan kepada aku yang kerap tertegun dan sesekali menyortir gema—dari segala kebendaan di sekelilingnya