All the Flowers in Shanghai by Duncan Jepson ( penerbit Serambi )

- Kondisi buku baru, penerbit Serambi, soft cover. - Ukuran buku 13x21 cm, 480halaman, bahasa Indonesia . - pengarang : Duncan Jepson , novelis dan sutradara film dokumenter / pendiri Project Share, program nirlaba utk anak muda di Hong Kong ... - Harga tidak termasuk ongkos kirim dari Bandung . - Barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan/ditukar . Dimulai di tahun 1930-an di Shanghai, kota yg pernah dikenal sebagai \Paris of the East\, Duncan Jepson memperkenalkan Xiao Feng, narator yang mengisahkan perjalanan hidupnya sampai menua pada akhir 1950-an. Melalui sejarah Shanghai, pengeboman oleh Jepang, pendudukan Jepang, hingga kekalahan Jepang dan dikuasainya Shanghai oleh Partai Komunis. Perjalanan hidupnya adalah perjalanan dari seorang anak perempuan kedua yang disepelekan hingga menjadi Istri Pertama yang berkuasa. Dari seorang perempuan yang menderita menjadi perempuan yang berkuasa. Sayang perubahan ini membuatnya melakukan satu kesalahan besar tanpa berpikir panjang. Kesalahan yang menghantuinya seumur hidup. Ia tidak mampu menepis gelombang Revolusi Komunis yang menghempas China dan melemparkannya ke dalam kemelaratan hidup. Inti novel tercantum dalam alinea di bagian Tentang Ibu Saya: Catatan Pengarang (hlm. 474): \Sebagai orang Eropa-Asia yang dibesarkan di Inggris dan bertahun-tahun bersekolah, berkencan, travelling, bekerja di Singapura, Hong Kong, China, saya memperhatikan bahwa kecenderungan memenangkan anak lelaki ketimbang perempuan, atau anak sulung daripada bungsu, kerap dilaksanakan para ibui. Seakan-akan membesarkan dan mengasuh anak lelaki menjaga nama keluarga harus dilakukan, apapun pengorbanannya, walaupun dalam masyarakat Asia modern pengorbanan itu sesungguhnya tak perlu dilakukan. Seperti panggilan atavistik, tradisi itu terus dipelihara walau bertentangan dengan logika dan keadilan dan anehnya dilakukan oleh para ibu padahal mereka pada masa lalu mendapatkan perlakuan yg sama...\