Rona-rona adalah salah satu naskah dari mendiang Koesalah Soebagyo Toer yang kami temukan dalam komputer peninggalannya dan belum pernah diterbitkan. Ketika ditemukan, naskah ini masih berupa gambar hasil scan naskah asli. Setelah kami ketik ulang, kami ditambahi dengan tiga puisi lain yang berhasil kami temukan dalam proses pencarian tulisan-tulisan lama keluarga Toer, dan kami gabungkan dengan puisi dari Soesilo Toer, maka jadilah buku yang sedang Anda pegang ini.
Pada awalnya kami hanya ingin menerbitkan buku ini khusus berisi puisi dari Pak Koesalah Soebagyo Toer, tapi karena Soesilo Toer, menurut pengakuannya sendiri, kurang menyukai puisi, sehingga hanya menulis sedikit sekali puisi layaknya sang kakak, Pramoedya Ananta Toer, setelah kami bahas soal buku ini dengan Ibu Utati, Istri mendiang Koesalah Soebagyo Toer, maka kami memutuskan untuk menggabungkan puisi keduanya.
Penambahan puisi dari koesalah Soebagyo Toer kami ambil dari majalah Duta Suasana 1 September 1952. “Mana… Mana…” dan majalah Garuda “Laksana Ombak.” Sementara untuk puisi berjudul “Kerusakan” yang dimuat dalam majalah Merdeka 16 Juli 1955.
Memang selama ini Koesalah Soebagyo Toer lebih dikenal sebagai penerjemah andal, tapi siapa sangka kalau ternyata beliau juga menulis kronik, memoir, cerita anak-anak, puisi, dan bahkan lagu. Dan, siapa yang menyangka pula kalau Soesilo Toer, (Termasuk Pramoedya Ananta Toer) yang tidak menyukai puisi karena, katanya, tidak mengenyangkan, ternyata juga pernah membuat puisi. Bedanya, kalau pada awalnya Pramoedya Ananta Toer tidak mau mengakui “anak rohaninya” tersebut, sementara Soesilo Toer justru tidak ingat bahwa ia pernah menulis puisi yang dimuat di majalah di mana Koesalah Soebagyo Toer menjadi redaktur
Ada masalah dengan produk ini?
ULASAN PEMBELI
5.0/ 5.0
100% pembeli merasa puas
1 rating • 0 ulasan
5
(1)100%
4
(0)0%
3
(0)0%
2
(0)0%
1
(0)0%
Belum ada ulasan untuk produk ini
Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan