The Hidden Hebrew in Indonesian - Rita Wahyu & Isaac E. Mozeson (IND)

Rita Wahyu Wulandari & Isaac E. Mozeson
Desain Cover: Andre Yuris, Nera Etnica
Publisher: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar
In Association with: EDENICS, Sarapanpagi Biblika Ministry & Israel Bible Center

ISBN: 9786238926503
Hard Cover, 146 pages

Sinopsis :

Nimrod, sang tiran, yang memerintahkan pembangunan Menara Babel. Menara itu akan menjadi pusat administrasi bagi semua manusia dalam pemerintahan satu dunianya, tempat Manusia akan berkuasa, bukan Tuhan yang suka ikut campur dengan aturan dan banjir yang mematikan. Ziggurat super atau piramida berundak memungkinkan orang untuk berada lebih tinggi daripada banjir apa pun, di atas hukuman. Diktator yang karismatik terhenti oleh kendala bahasa. Bahasa satu dunia kedengarannya bagus, tetapi itu adalah alat yang berbahaya jika dijadikan senjata.

Dalam Kejadian 11, kita membaca bagaimana Tuhan mengambil satu bahasa kita (ayat 1), Bahasa Eden yang hanya diberikan kepada Umat Manusia, spesies Terpilih, dan mendiversifikasinya. 72 rumpun bahasa asli terus terpecah, sekarang wajar saja, sehingga kita memperoleh 6.000 dialek. Orang-orang percaya memiliki gagasan yang sangat bagus tentang MENGAPA hal itu terjadi, tetapi hanya sejak zaman Eden kita tahu BAGAIMANA perpecahan ini terjadi.

Salah satu rangkaian pembagian dalam Kejadian 1 melibatkan lautan dan satu "Kekeringan", benua tunggal (Pangea). Pemisahan bahasa membuat orang ingin berjalan bermil-mil jauhnya untuk menjauh dari para idiot yang mengoceh dari suku-suku lain yang menggunakan bahasa yang sama. Berjalan?! Ya, Sumeria (Shinar dalam bahasa Ibrani), berada di tengah, berjalan ke Argentina Selatan atau Siberia Utara itu mudah. ​​Aliran air yang terbentuk akibat banjir menjadi sungai, lalu samudra, saat benua-benua saling menjauh. Unta, tanaman, dan manusia yang berkerabat diizinkan beradaptasi dengan lingkungan baru. Beberapa Hamite berkulit gelap menjadi orang Australia.

Tim Edenics global yang beragam milik Profesor Isaac E. Mozeson bekerja selama 30 tahun, mendokumentasikan bahasa asli Bumi, Bahasa Ibu Hawa bagi semua orang. Bahasa ini disebut Edenic, lebih inklusif dan akurat daripada "Ibrani." Bahasa Ibrani disalahartikan sebagai inovasi Zaman Perunggu Akhir oleh orang Ibrani pertama, Abraham. Namun, penganut monoteisme Kasdim ini diperintahkan untuk pergi ke Kanaan (Kej. 12), kepada Nuh, putra Sem atau Melkisedek, dan khususnya cucu Ebher yang terutama mengajarinya Bahasa Eden yang diturunkan kepada Adam 1, bahasa yang tidak hilang dari mereka. Bahasa Ibrani dinamai dari Ebher. Orang-orang Yahudi melestarikan bahasa Ibrani dan Aram Alkitabiah, tetapi tidak ada manusia yang menciptakannya.

Bahasa Indonesia adalah bahasa Austronesia. Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar, Indonesia telah meminjam banyak kata-kata siklus hidup dan keagamaan dari bahasa Arab. Eksposisi tentang akar ilahi dan Alkitabiah dari kata-kata Indonesia ini terkadang akan membahas kata-kata penting yang dipinjam dari bahasa Arab atau Inggris.

Dr. Rita Wahyu Wulandari mempelajari bahasa Ibrani selama bertahun-tahun tetapi segera dibawa ke Edenics. Dia adalah seorang pendeta Kristen yang sangat kreatif dan sukses yang memahami bahwa Pencipta kita memberkati berbagai orang dengan jalan spiritual yang sesuai dengan budaya dan waktu mereka. Keyakinan yang berbeda tidak dapat dihindari, tetapi keyakinan kita pada eksklusivitas agama mungkin tidak akan bertahan di era Mahdi, Mesias, atau Moshiach yang akan datang. Zefanya 3:9 meramalkan pertumbuhan iman di Akhir Zaman. Bahasa Eden yang ditemukan kembali itulah yang dapat menjadi pemersatu yang berharga bagi kita semua, anak-anak Adam dan Hawa, baik Muslim, Kristen, Yahudi, yang lain, atau mereka yang tidak memiliki jalan spiritual sama sekali.