Seorang gadis yang telah menghilang selama tiga minggu ditemukan t*w4s di bawah permukaan laguna beku. Pertanyaannya, bagaimana dia bisa berada di situ sementara laguna itu membeku berbulan-bulan lalu? Lebih membingungkan lagi, gadis itu ternyata mengenakan pakaian gadis lain, yang menghilang dua hari sebelumnya. Nahasnya, selama masa penyelidikan, para ayah k0rb4n juga t*w4s dengan dugaan dib**N**. Selagi detektif lain mencoba memahami kasus tersebut, Detektif Porter diam-diam melanjutkan pengejaran P3mb**uh Empat Monyet. Hingga pada satu titik, ia menyadari, yang lebih menakutkan daripada pikiran seorang P3mb**uh berantai adalah pikiran ibu sang P3mb**uh. Prolog: Gelap. Kegelapan itu menyelimutinya dengan kuat, melahap cahaya dan hanya meninggalkan kekosongan yang gelap. Kabut memenuhi pikirannya—kata-kata berusaha tersusun, mencoba membentuk kalimat yang kohesif, mencari makna, tapi saat nyaris berhasil, kata-kata itu menguap dan lenyap, digantikan oleh ketakutan yang semakin besar—tubuhnya terseret ke kedalaman laut yang terlupakan. Bau lembap. Jamur. Apak. Sam Porter ingin membuka matanya. Dia harus membuka matanya. Akan tetapi matanya enggan terbuka, terpejam dengan erat. Rasa sakit berdenyut di belakang telinga kanannya—di pelipisnya juga. “Cobalah untuk tidak bergerak, Sam. Aku tidak mau kau sakit.”