Ketika Dazai sedang menggarap cerita pendek ini sekitar Februari hingga Maret pada tahun 1945, suasana di Jepang diliputi kecemasan dan kemurungan menjelang ke- kalahan dalam Perang Dunia II. Tentara Jepang yang memporak-porandakan seluruh Asia kini mengalami kekalahan demi kekalahan di mana-mana. Meski rakyat Jepang tidak diberitakan secara menyeluruh tentang perkembangan perang lantaran adanya sensor ketat oleh pemerintah serta militer Jepang, siapa pun yang berada di tanah Jepang mau tak mau harus membayangkan akan datangnya esok hari yang kian mendung. Makin lama makin sulit mencari makan, kota-kota besar dihantam serangan udara malam demi malam. Dalam suasana seperti itu Dazai menulis cerita-cerita pendek yang mengadopsi karya-karya Ihara Saikaku pada Zaman Edo serta dongeng-dongeng Jepang maupun Tiongkok termasuk “Bambu Biru” ini.
Judul Buku: Bambu Biru dan Kisah Fantasi Lainnya Penulis: Osamu Dazai Penerjemah: Bagus Dwi Hananto Penerbit: Vita Litteras, 2022
No Longer Human , novel kedua penulis Jepang pascaperang terkemuka ini, menceritakan kisah pedih dan menarik dari seorang pemuda yang terjebak di antara pecahnya tradisi keluarga bangsawan Jepang utara dan dampak dari ide-ide Barat. Akibatnya, ia merasa dirinya "didiskualifikasi dari menjadi manusia".
Judul Buku: No Longer Human: Bukan Lagi Manusia Penulis: Osamu Dazai Penerjemah: Bagus Dwi Hananto Penerbit: Vita Litteras, 2022 Kategori: Fiksi I
Cerita-cerita pendek yang ditulis oleh Dazai mungkin tidak membuat pembaca menangis terharu secara tulus, tetapi membuat pembaca termenung, curiga, berspekulasi dan ingin mengamati dunia dari sudut pandang yang berbeda secara bebas.
Judul Buku: Tentang Cinta dan Keindahan Penulis: Osamu Dazai Penerjemah: Bagus Dwi Hananto Penerbit: Vita Litteras, 2022 Kategori: Fiksi