Menyisipkan kembali mitologi, meresonansikan lagi suara-suara purba dan energi-energi primordial itulah yang dengan kuat menyeruak dalam sajak-sajak Ahda dalam kumpulan ini. Sajak-sajak mythopoesis yang mendenyarkan kelampauan dalam kekinian, keangkeran dalam kecerahan, keutuhan dalam keterputusan. Suatu meditasi di tengah puing-puing. Dia menampilkan kembali binatang-binatang mitis seperti ular dan rusa dan kalajengking, figur-figur adimanusia seperti Adam atau Isa atau Buddha atau membantun tokoh-tokoh dari legenda seperti Hermes, dan sebagainya dan seterusnya. Maka membaca sajak-sajaknya kita penaka menerobos lapisan-lapisan waktu, bolak-balik antara alam kenyataan dan alam kasunyatan. Sajak-sajak mythopoesis Ahda—meminjam ungkapan MarioVargas Llosa—adalah godaan yang mustahil (the temptation of the impossible). Kita berada di sini dan sekaligus di sana, di mana-mana sekaligus tak di manapun.
Pustaka Jaya, 2014; 14 x 18 cm; 150 hal; Softcover