FARMAKOLOGI Itraconazole merupakan derivat triazole sintetik yang mempunyai khasiat sebagai obat antifungal. Itraconazole juga efektif untuk infeksi yang disebabkan oleh fungi / jamur baik yang lokal maupun sistemik. Pada penelitian secara in vitro, Itraconazole menghambat sitokrom P-450 sintetik pada ergosterol, yang merupakan komponen penting membran sel pada fungi / jamur. Penggunaan obat ini HARUS DENGAN RESEP DOKTER.
Cara Pakai : Terapi jangka pendek : - Dermatomikosis : 100 mg satu kali sehari Terapi Jangka Panjang : - Aspergillosis 200 mg satu kali sehari Untuk penjelasan lebih lengkap tertera pada brosur dalam kemasan
Perhatian : - Tidak dianjurkan penggunaan pada anak-anak (karena data klinis belum memadai), kecuali potensi manfaatnya lebih besar dibanding risikonya. - Untuk lebih lengkapnya tertera pada brosur dalam kemasan
Interaksi Obat : - Pada pengobatan dengan Rifampicin dan Phenytoin bersama-sama dengan Itraconazole dapat mengurangi kadar Itraconazole dalam plasma. - Pengobatan dengan antasid, absorbent atau antagonis histamin-H, dapat mengurangi / menghambat absorpsi Itraconazole. - Metabolisme Itraconazole dapat dipercepat dengan Rifampicin. - Itraconazole juga dapat terjadi interaksi dengan Cyclosporin A, Warfarin, dan Digoxin.
Efek Samping : - Jangka pendek : sakit kepala, pusing, mual, sakit perut, dispepsia, rash, pruritus, urtikaria, angioedema dan peningkatan kadar enzim hati yang reversibel. Juga sindroma Stevens-Johnson (jarang). - Jangka panjang : edema, gangguan saluran cerna dan peningkatan kadar enzim hati yang reversibel, juga terjadi rambut rontok, hepatitis dan peripheral neuropathy (jarang).
Kontra indikasi : Pasien yang diketahui hipersensitif terhadap bahan berkhasiat atau bahan tambahan.