5.0/ 5.0
100% pembeli merasa puas
1 rating • 1 ulasan
5(1)100%
4(0)0%
3(0)0%
2(0)0%
1(0)0%
Atur jumlah dan catatan
Stok Total: Sisa 4
Subtotal
Rp135.000
Di Bawah Kuasa Naga - Fatris MF
Rp135.000
- Kondisi: Baru
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: Fiksi
Di Bawah Kuasa Naga, The Land of Dragon
Fatris MF
Tulisan dan Foto
2 Bahasa, Indonesia-Inggris
Penerbit JBS
April 2024
xxvii+138 hlm
978-623-7904-87-8
Sebelum para ilmuan menobatkan binatang kanibal beracun itu sebagai The Last Living Dragon, naga terakhir yang masih hidup di muka bumi, komodo hanyalah makhluk khayalan yang tidak bisa dipercayai, naga berbalut mitos. Di tanah tempatnya hidup, ia memang dipercaya sebagai buah dari percintaan dua makhluk berbeda yang tidak bisa terelakkan: manusia dan dewi kahyangan. Orang-orang menyakininya sebagai ‘sabai’, saudara manusia—walau ia bisa saja memangsa manusia, pun sebaliknya.
Buku ini seperti tidak ingin lebih jauh bercerita tentang bagaimana kemudian Sang Naga itu berevolusi, bertransformasi menjadi ‘berhala’ bagi manusia modern yang melindunginya, memujanya, menelitinya, menjaganya. Ia dibuatkan patung laksana dewa-dewa pelindung. Ribuan orang hidup bersama Sang Naga di pulau-pulau kecil setengah mengering di perairan Timur Indonesia itu berada di bawah kuasanya.
Atas nama Sang Naga, ‘jurassic park’ dibangun mewah, Sail Komodo (wisata berlayar melihat komodo) dicanangkan, berbagai larangan diterapkan buat menjaga komodo. Masyarakat nelayan, mengubah profesi menjadi ‘pelayan’ pariwisata yang melayani tamu dengan “sebaik-baiknya”.
Buku ini berisi cerita orang-orang di tempat Sang Naga hidup, tak lebih. Juga berisi foto-foto berwarna yang tampak tidak utuh alih-alih cantik, naga-naga pemalas, dan sederet pertanyaan yang tak jelas asal-muasalnya seperti kosmologi genetik, parasitologi, ekologifasis.
Fatris MF
Tulisan dan Foto
2 Bahasa, Indonesia-Inggris
Penerbit JBS
April 2024
xxvii+138 hlm
978-623-7904-87-8
Sebelum para ilmuan menobatkan binatang kanibal beracun itu sebagai The Last Living Dragon, naga terakhir yang masih hidup di muka bumi, komodo hanyalah makhluk khayalan yang tidak bisa dipercayai, naga berbalut mitos. Di tanah tempatnya hidup, ia memang dipercaya sebagai buah dari percintaan dua makhluk berbeda yang tidak bisa terelakkan: manusia dan dewi kahyangan. Orang-orang menyakininya sebagai ‘sabai’, saudara manusia—walau ia bisa saja memangsa manusia, pun sebaliknya.
Buku ini seperti tidak ingin lebih jauh bercerita tentang bagaimana kemudian Sang Naga itu berevolusi, bertransformasi menjadi ‘berhala’ bagi manusia modern yang melindunginya, memujanya, menelitinya, menjaganya. Ia dibuatkan patung laksana dewa-dewa pelindung. Ribuan orang hidup bersama Sang Naga di pulau-pulau kecil setengah mengering di perairan Timur Indonesia itu berada di bawah kuasanya.
Atas nama Sang Naga, ‘jurassic park’ dibangun mewah, Sail Komodo (wisata berlayar melihat komodo) dicanangkan, berbagai larangan diterapkan buat menjaga komodo. Masyarakat nelayan, mengubah profesi menjadi ‘pelayan’ pariwisata yang melayani tamu dengan “sebaik-baiknya”.
Buku ini berisi cerita orang-orang di tempat Sang Naga hidup, tak lebih. Juga berisi foto-foto berwarna yang tampak tidak utuh alih-alih cantik, naga-naga pemalas, dan sederet pertanyaan yang tak jelas asal-muasalnya seperti kosmologi genetik, parasitologi, ekologifasis.
Ada masalah dengan produk ini?