Novel ini berkisah tentang cinta yang dibalut dengan aroma religi. Novel ini secara sederhana mampu mengulas bahwa cinta terhadap seseorang, bukan segalanya di dunia ini. Kecantikan yang dimiliki seseorang juga bukanlah puncak dari sebuah kenikmatan di dunia.
Novel yang satu ini paling bisa membolak-balik emosi pembacanya. Tiga tokoh yaitu Ifand, Syahdu, dan Sofiya mampu menjadikan penikmatnya serasa berada menjadi salah satu di antara mereka. Bahkan bagi para wanita, siap-siap untuk serasa membela antara Syahdu atau Sofiya dalam kisa cinta yang sudah dirasakan keduanya.
Salah satu keunggulan novel ini adalah diksi yang dimiliki, novel ini dengan keindahannya mampu membawa emosi pembaca masuk ke dalam suka, dalam duka, dalam cinta. Tak hanya gejolak emosi remaja, tetapi juga kedewasaan dan kematangan. Layak dibaca oleh mereka yang mendamba hidup penuh cinta dan perjuangan.
Pemilihan kata yang santun tapi mampu membuat emosi pembaca bermain. Marah, kesal berbaur kasihan sekaligus gregetan dan bertanya-tanya bercampur ketika membacanya. Luar biasa... -Solicha Ahmad, Dosen UIN Jakarta