Tanaman kaliandra dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tahan pangkasan, cepat bersemi dan lebat, sistem perakaran dalam dan mampu membentuk bintil akar (bintil akar dapat mengikat nitrogen yang dapat menyuburkan tanah). Menurut Palmer et al (1994) habitat asli pertumbuhan kaliandra adalah rata-rata curah hujan 700 - 3000 mm/tahun dengan 1 - 7 bulan kering. Namun adaptasi terbaik di Indonesia adalah curah hujan lebih dari 1000 mm/tahun. Tumbuh baik pada tekstur tanah ringan, masam dan kurang subur, karena bersimbioses dengan rhizobium dan jamur mikoriza. Kaliandra dapat beradaptasi pada berbagai jenis tanah asam, ketinggian tempat diatas 1700 m dpl, dan curah hujan yang tiggi. Tanaman legum umumnya responsif terhadap pemupukan fosfat karena dibutuhkan untuk pertumbuhan perakaran dan aktivitas fiksasi nitrogen. Apabila pertumbuhan perakaran dapat dipacu pada awal pertumbuhan maka tanaman akan mampu beradaptasi pada kadar lengas tanah yang rendah
Kaliandra digunakan secara luas untuk pakan ternak karena daun, bunga, tangkai mempunyai kandungan protein cukup tinggi (20-25%) yang sangat bermanfaat bagi peningkatan produktivitas ternak, serta cepat tumbuh dan kemampuan bertunas tinggi setelah pemangkasan.