Atur jumlah dan catatan
Stok Total: Sisa 10
Subtotal
Rp68.000
Novel Lit: Jakarta (Sebuah Kisah Tentang Jaka, Arta, Dan Kota Jaka
Rp68.000
- Kondisi: Baru
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: Semua Etalase
Di ruang OSIS yang bernuansa tegang, di tengah-tengah penumpang Transjakarta yang sesak, dan di trotoar jalanan Jakarta yang diterpa cahaya matahari sore yang hangat, kisah Jaka dan Arta dimulai. Jaka menyukai Arta karena gadis itu mirip seseorang dari masa lalu, sementara Arta memilih menghindar karena Jaka selalu mengingatkannya pada kekalahan. Saat keduanya kembali terlibat persaingan ketat untuk memenangkan suara dalam pemilihan ketua OSIS, memori dari masa lalu mencuat hingga membangkitkan rasa yang sempat terpendam lama. Tak bisa lagi menyangkal perasaan, keduanya lantas mulai mempertanyakan prioritas: hati atau pikiran yang akan dipilih dan dimenangkan?
Prolog:
“MAAF KAK, stok kartu dan saldo kosong beberapa hari ini. Kalau mau, bisa isi di Indomaret terdekat.” Ucapan penjaga loket halte Flyover Raya Bogor membuatku tertohok. Ah, bisa-bisanya aku membuat kekacauan di hari pertama masuk sekolah
“Yah, Mbak, please. Ini udah hampir setengah enam, sekolah saya di Matraman. Nggak mungkin saya nyari Indomaret pagi-pagi begini, apalagi kalau pulang ngambil kartu ke rumah di Cibubur.” Aku memohon sambil merapatkan kedua tangan di depan wajah. “Boleh pinjem punya Mbak dulu, ngg—”
Kalimatku terinterupsi begitu merasakan tangan kiriku dicengkeram. Seseorang menarikku menjauh dari hadapan loket. Dengan penuh waspada, aku mundur beberapa langkah sambil melepaskan cengkeraman orang tersebut.
Awalnya mau protes, tetapi aku membeku ketika melihat senyum yang rupanya tak asing ini. Badannya lebih tinggi di atasku, rambut jambul hitam legamnya khas, dan matanya agak menyipit di balik lensa kaca yang tebal. Dari jarak sedekat ini, kulitnya terlihat lebih putih. Laki-laki berseragam sama persis denganku itu menunjukkan kartu di tangannya.
Prolog:
“MAAF KAK, stok kartu dan saldo kosong beberapa hari ini. Kalau mau, bisa isi di Indomaret terdekat.” Ucapan penjaga loket halte Flyover Raya Bogor membuatku tertohok. Ah, bisa-bisanya aku membuat kekacauan di hari pertama masuk sekolah
“Yah, Mbak, please. Ini udah hampir setengah enam, sekolah saya di Matraman. Nggak mungkin saya nyari Indomaret pagi-pagi begini, apalagi kalau pulang ngambil kartu ke rumah di Cibubur.” Aku memohon sambil merapatkan kedua tangan di depan wajah. “Boleh pinjem punya Mbak dulu, ngg—”
Kalimatku terinterupsi begitu merasakan tangan kiriku dicengkeram. Seseorang menarikku menjauh dari hadapan loket. Dengan penuh waspada, aku mundur beberapa langkah sambil melepaskan cengkeraman orang tersebut.
Awalnya mau protes, tetapi aku membeku ketika melihat senyum yang rupanya tak asing ini. Badannya lebih tinggi di atasku, rambut jambul hitam legamnya khas, dan matanya agak menyipit di balik lensa kaca yang tebal. Dari jarak sedekat ini, kulitnya terlihat lebih putih. Laki-laki berseragam sama persis denganku itu menunjukkan kartu di tangannya.
Ada masalah dengan produk ini?
ULASAN PEMBELI

Belum ada ulasan untuk produk ini
Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan