Kumpulan Puisi karya Hartojo Andangdjaja (dilengkapi manuskrip) Ukuran : 12 cm x 19 cm Halaman : 134
Hartojo adalah sastrawan angkatan 1966, terkenal berkat puisinya berjudul Rakyat. Konon bagi generasi pemuda tahun 80-90an, puisi ini merupakan bacaan wajib saat Perayaan Hari Kemerdekaan dan seringkali dilombakan. Ditulis dalam bahasa yang jernih dan sederhana, puisi-puisi Hartojo memiliki kedalaman makna dan suasana. Ia percaya bahwa puisi yang baik justru mudah ditangkap maknanya, juga oleh orang awam sekalipun.
TENTANG PENULIS Hartojo Andangdjaja (lahir di Solo pada 4 Juli 1930, meninggal di Solo pada 30 Agustus 1990) adalah sastrawan Indonesia angkatan 1966. Mengawali kariernya sebagai penulis lepas, kemudian mengasuh sejumlah media massa sebagai redaktur. Pada tahun 1953-1957, Hartojo menjadi guru SMP di Solo dan setelah menamatkan PGSLP Bahasa Indonesia (1956) dia mengajar di SMP dan SMA Negeri Simpangempat, Sumatra Barat. Kembali dari Sumatra, dia bekerja di staf redaksi majalah anak-anak Si Kuncung (1962-1964) di Jakarta. Dari Jakarta kembali ke Solo dan jadi guru STN Negeri Kartasura. Kemudian dia bekerja tidak tetap. Hartojo banyak menulis sajak, esai, kritik dan banyak pula menerjemahkan puisi dan cerita pendek. Karya-karyanya antara lain: Simponi Puisi (1954, antologi puisi bersama DS. Moeljanto) Menyelamatkan 700 Jiwa (1977, kumpulan cerita anak), Dari Sunyi ke Bunyi (1991, kumpulan esai tentang puisi). Karya-karya terjemahannya antara lain: Tukang Kebun karya Rabindranath Tagore, Kubur Terhormat bagi Pelaut karya J.J. Slauerhoff, Rahasia Hati karya Natsume Soseki, Kumpulan Sajak karya Jalaluddin Rumi, Musyawarah Burung karya Fariduddin Attar.