Seorang lelaki membayar wanita tidak semata-mata demi seks, tetapi juga demi merasakan pengalaman mencintai. Cinta jelas jauh lebih mahal daripada seks. Apakah ini yang dibayangan lelaki itu? Akankah si wanita berkorban lebih banyak daripada apa yang telah diberikan lelaki itu kepadanya? Kisah ini diceritakan dengan sudut pandang orang kedua di luar cerita. Mengapa demikian? Mungkinkah dengan begitu Duras bisa menjarakkan diri dari apa yang tengah ia ceritakan?
Boleh jadi si pencerita adalah seorang wanita. Wanita yang berupaya memahami seorang lelaki yang penuh teka-teki. Lelaki yang dicintainya. Lelaki yang tidak memiliki kesanggupan untuk mencintai. Maka ia menggambarkan lelaki itu untuk dirinya sendiri, menggambarkan lelaki itu memiliki hubungan asmara dengan seorang gadis muda yang cantik dan tinggi semampai--seseorang yang sepenuhnya berbeda dari dirinya, bisa jadi--dan berusaha untuk mencintainya, tetapi gagal.
Inilah novelet yang ditulis dengan indah oleh penulis kenamaan Marguerite Duras tentang seorang lelaki yang menjelmakan kematian secara utuh. Lelaki itu adalah kematian dan wanita itu adalah kehidupan; lelaki itu tidak bisa menanggung kenyataan bahwa wanita itu adalah kehidupan, tetapi lelaki itu juga ingin memiliki si wanita--memiliki kehidupan. Akan tetapi, kehidupan menggelincir dari genggaman tangannya, genggaman yang senantiasa lemah. Lelaki itu adalah kematian yang hidup, ia akan selalu menjadi seperti itu. Lelaki itu bahkan tidak bisa berpura-pura tidak mati, berpura-pura hidup.