Satu keunikan dari puisi adalah ia dapat hidup di dua tempat; di halaman yang tercetak atau yang ditulis tangan; dan di udara—sebagai suara. Puisi menawarkan kedua jenis kesenangan tersebut: dari bentuk rangkanya dan suaranya.
Kata-kata dalam puisi mampu mencapai banyak hal dengan ruang yang relatif kecil, perhatian kita menajam, kewaspadaan kita menempatkan dirinya pada kondisi kesiapan, dan karena itu puisi harus bertujuan memberi pembaca imbalan dan tidak membuat mereka kecewa. Sesuatu yang menggetarkan atau membangkitkan kegairahan di masa lalu, dan darinya pembaca menanti peristiwa-peristiwa baru dalam bahasa.
Sehingga salah satu aspek dari puisi adalah kejutan: perasaan di mana hal-hal yang terjadi di dunia yang melibatkan kita mengandung kejutan dan bahwa kata-kata, bahkan kata-kata yang lugas dan sederhana, dapat ditata untuk meningkatkan kejutan.
Buku ini salah satunya ingin mencermati bagaimana mesin kata-kata ini disusun, bagaimana ia beroperasi dengan perkakasnya; metafora, kisahan, konvergensi; dramatisasi, rima, metrum, dan pola tekanan; struktur; pengolahan puisi bebas yang padat; puisi silabis dan interior lain dalam arsitektur puisi—dan mengapa ia mampu menarik perhatian para pembaca. Buku ini membantu pembaca memahami semua itu—dilengkapi glosarium dan “inspirasi” menemu ide dan menuliskannya; dari pengalaman para penyair dunia Emily Dickinson, T.S Eliot, May Sarton, Aldous Huxley hingga Mary Oliver.
— Menulis Puisi—Panduan Memikirkan Kata. Softcover; 174 hlm. Harga Pre-order Rp. 68.000,- sampai 20 Mei 2024.