Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika - Hanum Rangga

Pria berbadan besar itu tak menghiraukanku. Mungkin dia sudah lelah diwawancarai berkali-kali. Aku melihatnya baru saja menerima wawancara dari sebuah stasiun TV. Gayanya berapi-api. Baginya, tidak menentang pendirian masjid di Ground Zero berarti telah mengkhianati jiwa-jiwa orang tercinta yang mati di tragedi WTC.

Kembali aku berteriak kepadanya. Dia melihatku sekilas, kemudian melengos. Aku berteriak-teriak lagi padanya seperti orang yang sudah tidak ada pilihan lain.
“Sir, do you think the world would be better without Islam?”

Bagaimana kau akan menjawab sebuah pertanyaan yang begitu tendensius ini: “The world would be better without Islam?” Di tengah gempuran islamofobia yang semakin mengental di dunia Barat, Hanum terpaksa melakukan tugas liputan untuk tema besar itu, meski dengan berat hati. Ia berusaha mendapatkan narasumber dari para keluarga korban Tragedi 9/11 yang menghancurkan gedung WTC, yang akan mengatakan bahwa agamanya tidaklah salah. Namun, adakah yang akan berpendapat demikian?

Dengan pemberitaan negatif tentang Islam di berbagai media, berkaitan dengan terorisme, keterbelakangan, opresi terhadap perempuan, dunia seakan diajak membenci agama ini, apa pun yang dilakukannya. Apa yang bisa Hanum lakukan untuk membalik stigma itu? Di belantara New York yang sama sekali asing, Hanum dan Rangga pun terpaksa untuk belajar tentang arti kehilangan orang yang kita cintai.