Ibu hamil yang mengalami wasir tetap bisa menjalani persalinan normal selama mengikuti instruksi dari dokter kandungan. Berikut ini penjelasannya.
Peningkatan hormon estrogen dan progesteron menyebabkan ibu hamil mengalami banyak sekali perubahan dalam tubuhnya. Salah satu perubahan yang menimbulkan rasa tidak nyaman adalah munculnya wasir, terutama di trimester kedua dan ketiga.
Mengapa ibu hamil rentan mengalami wasir?
Selama hamil, motalitas atau pergerakan usus menurun. Ini lalu berdampak pada kemampuan saluran pencernaan untuk mengosongkan lambung. “Kalau biasanya pengosongan lambung setiap 4 jam sekali, pada saat hamil pengosongannya menjadi 5-6 jam sekali,” jelas dr. Muhammad Fadli, SpOG., dari RS Pondok Indah pada Webinar bertajuk “Keluhan Pada Masa Kehamilan dan Cara Penanganannya.”
Saat hamil, tekanan intra-abdomen meningkat sehingga terjadi penekanan pada usus besar. Gerakan usus juga berkurang sehingga akan timbul konstipasi. Oleh karena itu, perut akan terasa kembung dan saat BAB, ibu hamil cenderung akan mengejan. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadi hemoroid.
Kondisi itu membuat ibu hamil lebih sering merasakan kembung dan sering bersendawa. Tapi, tak hanya peningkatan hormon yang menyebabkan ibu hamil rentan mengalami wasir. Dr. Fadli menjelaskan saat hamil terjadi tekanan intra-abdomen sehingga menekan usus besar.
Ditambah dengan motilitas usus yang melambat, maka kondisi konstipasi tidak bisa dihindari oleh ibu hamil. Ditambah rahim terus membesar seiring pertumbuhan janin di dalamnya, plus volume darah yang meningkat membuat dubur menjadi tertekan. Ini mengakibatkan pembuluh darah di sekitar dubur mengalami pembengkakan dan peradangan. Alhasil, banyak ibu hamil di trimester ketiga yang mengalami wasir atau pembengkakan pada pembuluh darah vena di bawah rektum dan anus.
Adapun gejala dari wasir selain munculnya pembengkakan adalah, terasa gatal di area anus serta mengeluarkan lendir setelah buang air besar. Jika dilihat dari lokasi benjolannya, wasir dibedakan atas wasir internal dan eksternal. Wasir internal muncul di dalam rektum. Sedangkan pada wasir eksternal, dapat terlihat dari luar tanpa bantuan alat apapun, plus jika terjadi iritasi akan terasa gatal serta membuat wasir semakin membesar.
Wasir dibagi berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu:
Grade 1: Pembengkakan kecil yang muncul di dalam dinding anus sehingga tidak terlihat langsung dari luar anus.
Grade 2: Pembengkakan lebih besar dan menonjol dari anus ketika buang air besar (BAB), tetapi langsung masuk dengan sendirinya setelah BAB.
Grade 3: Munculnya satu atau beberapa pembengkakan kecil yang mengantung dari anus. Meski begitu, pembengkakan atau benjolan itu masih bisa didorong masuk ke dalam anus.
Grade 4: Pembengkakan besar yang menggantung dari anus, serta tidak bisa dimasukkan kembali.
Untuk menghindarinya, dr. Fadli menyarankan para ibu hamil untuk mengonsumsi makanan tinggi serat serta memastikan tubuh mendapatkan hidrasi yang cukup. “Minum air putih 2,5 liter per hari bisa menurunkan gejala konstipasi dan menurunkan risiko terjadinya wasir saat hamil.”
Beginilah caranya mengatasi wasir pada ibu hamil
Jika masih tahap atau 1 dan 2, biasanya dokter kandungan akan mengatasinya dengan memberikan salep untuk mengurangi pembengkakan pada anus. Karena biasanya menurut dr. Fadli, wasir pada tahap ini bisa pulih dengan sendirinya pasca persalinan. Tapi pada kasus-kasus tertentu, wasir harus ditangani dengan tindakan operatif.
“Memang pada ibu hamil sebaiknya tindakan operatif harus dihindari. Idealnya dilakukan setelah ibu melahirkan,” imbuh dr. Fadli. Namun jika wasirnya masuk tahap 3 dan 4, dr. Fadli menekankan agar segera memeriksakan diri ke dokter spesialis bedah, sub spesialis konsultan bedah digestetif.
Karena, wasir yang membesar tentu membuat ibu hamil menjadi tidak dapat menikmati proses menjadi seorang ibu. Apalagi jika terjadi perdarahan aktif, maka ibu hamil dibayang-bayangi risiko terjadinya anemia. “Itu mengapa sangat penting berkonsultasi ke dokter bedah digestetif untuk mengukur seberapa aman tindakan operasi wasir bisa dilakukan kepada ibu hamil,” ucap dr. Fadli.
Biasanya yang menjadi kekhawatiran para ibu hamil ketika mengalami wasir di trimester akhir adalah, ia tidak bisa melahirkan secara per vaginam. Tapi menurut dr. Fadli, ibu hamil yang mengalami wasir, bisa-bisa saja melakukan persalinan per vaginam. “Yang harus dilakukan ibu adalah mengikuti arahan dokter kandungan saat melakukan pengedanan, sehingga robekannya tidak sampai pada area wasir terjadi,” pungkas dr. Fadli.
BACA JUGA: 15 BUAH UNTUK IBU HAMIL, PASTIKAN BAYI DAN BUNDA SEHAT
Itu dia, Toppers beberapa hal yang dapat diketahui bagi para ibu hamil sebelum melakukan persalinan saat wasir. Tidak perlu khawatir, cukup mengikuti instruksi dan saran dokter, maka persalinan dapat berjalan dengan baik.
Selain itu, para ibu juga bisa menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh sebelum melakukan persalinan dengan mengonsumsi vitamin yang bisa kamu dapatkan dengan mudah hanya di Tokopedia!
