Bagi orang tua baru, melihat kepala bayi seperti berketombe, mungkin akan merasa panik dan khawatir. Mungkin Anda juga melihat kerak atau bercak kasar pada kepala bayi. Untungnya, menurut banyak pakar kesehatan, sebagian kasus cradle cap tidak akan ‘mengganggu’ bayi.
Biasanya, bayi tidak akan merasakan rasa gatal. Menurut Shirley Blaichman, dokter spesialis anak di Montreal, Kanada, cradle cap adalah kondisi yang sangat umum pada bayi dan tidak berbahaya.
“Ini akan sering muncul dalam satu hingga dua bulan pertama kehidupan dan dapat bertahan sepanjang tahun pertama atau lebih,” jelasnya. “Cukup sering hal ini lebih mengganggu orang tua daripada bayi.”
Dapat Muncul di Area Tubuh Lain
Dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, SpA, MARS, yang lebih dikenal dengan nama dr. Tiwi, menjelaskan pada situs resminya, kondisi yang dialami si kecil disebut dengan dermatitis seboroik atau cradle cap.
“Kondisi ini merupakan peradangan kronis pada kulit kepala dan tubuh yang kerap mengenai bayi baru lahir. Tidak hanya kulit kepala, namun dermatitis seboroik juga mengenai daerah wajah, punggung, dan dada,” jelas dokter spesialis anak ini.
Masih berdasarkan penjelasan dr. Tiwi, dermatitis seboroik dapat muncul pada beberapa area tubuh, selain di kulit kepala. Terutama pada kulit-kulit yang berminyak atau berlemak, seperti kulit kepala, alis, kelopak mata, lipatan hidung, bibir, belakang telinga, tubuh, lengan dan kaki bayi.
Pada bayi baru lahir hingga usia 3 tahun, umumnya cradle cap terdapat di kulit kepala dan membentuk seperti keropeng (kerak) seperti ketombe berwarna kuning atau kecokelat-cokelatan. Terkadang gatal namun bisa juga tidak.
Jika gatal dan digaruk berlebihan, dapat mengakibatkan radang, infeksi atau perdarahan kulit. Kondisi ini juga dapat mengakibatkan kerontokan pada rambut bayi.
Mayo Clinic, pusat medis akademis nirlaba terkemuka yang berbasis di Amerika Serikat, menjelaskan beberapa tanda-tanda umum dari cradle cap, sebagai berikut: Sisik tidak merata atau kerak tebal di kulit kepala.
Kulit berminyak atau kering ditutupi dengan sisik putih atau kuning bersisik. Serpihan kulit. Kemerahan ringan di kulit bayi. Sisik serupa mungkin juga ada di telinga, kelopak mata, hidung dan selangkangan.
Apa Penyebabnya?
Banyak pakar kesehatan yang mengungkapkan bahwa, hingga saat ini belum diketahui penyebab dari munculnya cradle cap pada kepala bayi. Beberapa ahli percaya, cradle cap mungkin muncul saat kelenjar minyak di kulit bayi Anda menghasilkan lebih banyak minyak daripada yang dibutuhkan.
Minyak berlebih tersebut dapat menyebabkan sel kulit mati menempel di kulit kepala. Kelenjar minyak yang terlalu aktif tersebut juga bisa jadi merupakan sisa hormon dari ibu.
Walaupun terlihat menjijikkan, cradle cap bukanlah infeksi dan biasanya akan hilang dengan sendirinya selama beberapa bulan saat kelenjar minyak dan hormon bayi Anda mulai stabil. “Yang pasti, kondisi kulit yang satu ini tidak menular, bukan disebabkan oleh kondisi kulit kurang bersih, tidak termasuk alergi dan tidak berbahaya.
Ada ahli yang mengatakan bahwa penyakit ini disebabkan perubahan hormon pada saat ibu hamil yang mempengaruhi kelenjar keringat. Namun, keadaan ini dapat diperparah dengan perubahan cuaca yang ekstrem, sampo yang tidak cocok dengan kulit kepala, kegemukan, dan losion yang mengandung alkohol,” jelas dr. Tiwi dalam sebuah artikel tentang cradle cap.
Periksakan ke Dokter, Bila…
Menurut dr. Tiwi, dermatitis seboroik tidak memerlukan terapi khusus, karena biasanya akan menghilang sendiri. Namun, jika gangguan ini tidak menghilang hingga anak berusia 3 tahun, maka sudah waktunya untuk menanyakannya pada seorang dokter anak atau dokter ahli penyakit kulit.
Selain itu, Mayo Clinic menyarankan untuk menemui dokter bayi Anda jika sudah mencoba mengobatinya di rumah, tetapi tidak berhasil, dan bercak menyebar ke wajah atau tubuh bayi Anda. Resep sampo bayi khusus mungkin diperlukan untuk membantu mengatasi masalah tersebut.
Trik Mengatasi Cradle Cap
Bila si kecil mengalami tanda-tanda cradle cap, Anda dapat ‘mengobatinya’ dengan perawatan rumahan, seperti di bawah ini:
1. Gosok kepala bayi dengan sedikit minyak
Tepat sebelum memandikan bayi, oleskan sedikit minyak kelapa, baby oil, atau minyak zaitun ke bagian kepala bayi dan area sekitarnya yang bersisik.
“Pijat lembut minyak ke area kulit yang mengelupas dan bersisik,” kata Clare Bush, MD, seorang dokter anak di Columbia Doctors dan asisten profesor di Pediatrics at Columbia University Irving Medical Center, Amerika Serikat. Pastikan untuk tidak menggunakan terlalu banyak minyak, karena malah akan sulit mengusir cradle cap tersebut. Biarkan minyak selama beberapa menit untuk memberikan waktu untuk mengendurkan bagian kulit yang kering.
2. Bersihkan saat mandi
Saat si kecil mandi, basahi rambutnya atau area dengan cradle cap menggunakan air hangat. Kemudian, gunakan sikat lembut atau waslap kering untuk menggosok area tersebut dan menyingkirkan sisik.
3. Gunakan sampo
Berikan sampo pada area cradle cap dan bilas. Gunakan sampo hipoalergenik yang lembut untuk membilas minyak dari kepala bayi. Biarkan sampo menempel di rambut sebentar agar minyaknya menyerap, lalu bilas dengan air hangat. Pastikan Anda membilas bekas sampo hingga benar-benar bersih dari kepala bayi.
4. Tepuk-tepuk hingga kering
Ketika bayi selesai mandi dan keluar dari bak mandi, keringkan lembut rambutnya dengan handuk.
Lalu, gunakan kembali sikat rambut lembut untuk menghilangkan beberapa sisik yang sudah terlepas, namun masih menempel di kepala bayi.
5. Ulangi secukupnya
Mungkin diperlukan beberapa kali perawatan untuk menghilangkan <em>cradle cap</em>, jadi bersabarlah.
Jangan terlalu sering mencuci rambut bayi, sebab malah justru dapat memperburuk kondisi. Sebaliknya, cuci rambut bayi setiap beberapa hari sekali.
