• socmed Facebook icon
  • socmed Instagram icon
  • socmed Twitter icon
  • socmed Youtube icon
Tokopedia
Tokopedia Blog - Home
MORE STORIES

Benarkan Gula Sukrosa Membahayakan Tumbuh Kembang Anak?

Share

Benarkan Gula Sukrosa Membahayakan Tumbuh Kembang Anak?

Konsumsi Gula sukrosa (gula meja) pada anak sering dianggap dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Fakta atau mitos? Yuk, Ketahui faktanya di sini.


Tahukah kamu Toppers, kebiasaan memberikan makanan untuk anak sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya.

Kebiasaan yang terbangun sejak kecil ini bisa terbawa hingga anak dewasa, lho. Jadi, apabila kamu terbiasa memberikan asupan tidak bergiz.

Nah, sebagai orangtua, tentu kamu bertanggung jawab agar si kecil menjalani pola hidup sehat.

Pola hidup sehat ini meliputi pemberian gizi seimbang dari makanan utama dan camilan anak, aktif melakukan kegiatan fisik seperti olahraga, memenuhi kebutuhan cairan dari air putih, dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan. 

Dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak, penting bagi kita untuk mengetahui bahwa dua tahun pertama kehidupan anak merupakan periode emas masa pertumbuhannya karena di periode ini sekitar 80 persen otak dibentuk dan berfungsi.

Sehingga, apabila kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi, maka tumbuh kembang anak pun akan terganggu.

Meski terlihat sederhana, namun dalam praktiknya tidak semudah itu menjalankan kebiasaan hidup sehat. Terutama bagi kamu yang memiliki anak berusia 1-3 tahun, di mana anak-anak usia tersebut sangat menyukai makanan manis karena rasanya yang menggugah selera dan bentuknya beragam, seperti permen, cokelat, es krim, kue, donat.

Banyak orang tua yang membiarkan anak-anak mengonsumsi makanan manis karena menganggap gula bisa jadi salah satu sumber energi agar anak bisa beraktivitas dengan baik. 

Tapi tunggu dulu Toppers, pemberian sukrosa atau gula sejak kecil dengan konsisten dan porsi banyak justru akan berdampak buruk terhadap kesehatan jangka panjang, lho.

Untuk lebih jelasnya, yuk simak penjelasan di bawah ini.

Baca Juga: Jadwal Imunisasi IDAI Tahun 2021

mainan anak

Mitos Gula Pasir atau Sukrosa 

Anak-anak yang berusia di bawah dua tahun dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula atau sukrosa.

Toppers perlu membiasakan anak untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi penting untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

Saat anak berusia 0-2 tahun, pastikan untuk memilih asupan bebas sukrosa, termasuk susu pertumbuhan yang kaya akan nutrisi alami dan tanpa kandungan sukrosa sedikit pun.

Sedangkan, anak-anak yang berusia dua tahun ke atas hanya boleh mengonsumsi gula tidak lebih dari 25 gram atau setara enam sendok teh dalam sehari. Pastikan untuk membatasi kebutuhan gula dalam makanan atau minumannya. 

Sebab, banyak penelitian yang membuktikan bahwa anak yang mengonsumsi sukrosa secara konsisten dan berlebihan dapat menyebabkan peningkatan gula darah yang cukup besar. Akibatnya, tumbuh kembang anak jadi terganggu dan risiko penyakit kronis dapat muncul di masa mendatang.

Gula alami dan pemanis alami dianggap lebih baik untuk mendukung tumbuh kembang anak. Namun, kamu tetap harus cermat memilih produk yang mengandung pemanis alami dan pemanis buatan.

Sebab, banyak makanan yang mengandung gula alami dengan penambahan pemanis buatan lebih banyak, sehingga kadar gulanya semakin banyak.

Jika dikonsumsi berlebihan, gula ini akan semakin menumpuk di dalam tubuh dan memicu efek samping berbahaya. Ada beberapa penyakit yang mengganggu tumbuh kembang anak akibat pemberian sukrosa yang berlebihan, di antaranya:

1. Kerusakan gigi

Sisa gula dari camilan manis akan menempel pada celah-celah gigi dan jika dikonsumsi terlalu banyak akan semakin menumpuk dan menyebabkan pembusukan gigi hingga menjadi rusak.

Apabila kondisi ini dibiarkan dalam jangka panjang, si kecil akan mengalami kerusakan gigi secara permanen yang bisa memicu masalah lainnya, seperti infeksi gusi, peradangan, bengkak, dan penyakit mulut lainnya.

Baca Juga: 50 Inspirasi Nama Bayi Perempuan: Islami, Modern, Jawa hingga Unik

2. Obesitas

Konsumsi sukrosa berlebihan juga bisa memicu obesitas sehingga mengganggu tumbuh kembang anak di kemudian hari.

Jika si kecil terlalu banyak mengonsumsi sukrosa sejak kecil, maka ia akan kecanduan untuk terus mengonsumsi gula hingga beranjak dewasa. Anak-anak yang obesitas akan terus mengalami kondisi ini hingga dewasa jika pola makannya tidak diperbaiki.

3. Penyakit kronis

Anak yang mengonsumsi sukrosa berlebihan juga bisa berisiko tinggi mengidap penyakit kronis sehingga tumbuh kembang anak pun terganggu.

Penyakit kronis yang bisa menyerang tubuh si kecil, antara lain diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, hipertensi, serta penyakit jantung.

Sukrosa Membuat Anak Hiperaktif?

bahaya gula
Sumber gambar: pexels

Apakah sukrosa juga bisa membuat anak jadi hiperaktif? Anggapan ini masih diyakini oleh sebagain besar orang tua sejak zaman dahulu hingga saat in. Faktanya, anggapan sukrosa membuat anak jadi hiperaktif hanyalah mitos, Toppers.

Mengutip laman Medicalnewstoday.com, data ilmiah dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa gula atau sukrosa tidak memberikan pengaruh apapun terhadap perilaku anak hingga membuatnya hiperaktif. Penelitian serupa juga pernah dilakukan pada tahun 1995, dan diterbitkan oleh JAMA Network.

Penelitian tersebut menganalisis temuan 23 percobaan dalam 15 karya ilmiah yang hasilnya menunjukkan sukrosa tidak memberikan efek berlebihan terhadap kemampuan kognitif anak. Peneliti mencatat bahwa setiap anak yang masuk dalam percobaan tersebut menunjukkan efek yang berbeda setelah mengonsumsi gula. Namun, efeknya tidak terlalu signifikan.

Cara Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak

Berikut beberapa cara mengoptimalkan tumbuh kembang anak yang bisa kamu lakukan, antara lain:

  • Konsumsi Asupan yang Bergizi

Cara mengoptimalkan tumbuh kembang anak yaitu dengan memenuhi asupan yang bergizi seimbang. Gizi seimbang yang baik untuk anak harus mengandung protein, karbohidrat, lemak sehat, vitamin, dan mineral.

  • Menjalani Pola Hidup Sehat

Selain memenuhi nutrisi dari dalam, anak harus dibiasakan untuk menjalani pola hidup sehat aktif agar tumbuh kembang anak lebih optimal. Kebiasaan ini bisa diterapkan sejak dini agar si kecil bisa terbiasa menjalaninya hingga dewasa.

Baca juga: Mpasi 6 Bulan-9 Bulan: Menu, Resep, dan Panduan Lengkapnya

  • Pantau Tumbuh Kembang Anak

Orangtua perlu memantau tumbuh kembang anak agar asupan nutrisi yang dikonsumsinya tepat dan sesuai kebutuhan.

Saat rutin memantau tumbuh kembang anak, kamu jadi lebih tahu nutrisi apa saja yang belum terpenuhi, bagaimana tingkat keaktifan anak, dan seperti apa perkembangan kemampuannya dari hari ke hari.

  • Kurangi Asupan yang Mengandung Sukrosa

Seperti yang kita ketahui, anak yang berusia di bawah dua tahun sebaiknya tidak diberikan asupan yang mengandung gula atau sukrosa, sebab tumbuh kembang anak berisiko mengalami gangguan jika pemberiannya tidak tepat.

Penelitian membuktikan bahwa anak dengan asupan sukrosa rendah memiliki kualitas pertumbuhan dan asupan nutrisi lebih baik dalam jangka panjang, sekaligus peningkatan tinggi badan 1,5 cm lebih panjang dibandingkan anak yang sering mengonsumsi sukrosa. Mums bisa memberikan si kecil makanan dan minuman yang bebas kandungan sukrosa.

banner tokopedia parents
Cek Tokopedia Parents dan dapatkan semua solusi untuk kebutuhan keluarga-mu

Konten ini diproduksi oleh Friso Official Store

© 2009-2025, PT Tokopedia