Generasi milenial kerap dicap sebagai generasi yang hidup hanya untuk hari ini. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan GoBankingRates, sebagian besar generasi milenial tidak memiliki tabungan yang cukup. Rata-rata milenial hanya memiliki tabungan kurang dari US$1000 atau sekitar Rp 13,6 juta. Bahkan, ada yang tidak memiliki tabungan sama sekali.
Menurut survei tersebut, generasi milenial sulit untuk menabung dan tidak memiliki kebiasaan berinvestasi untuk mempersiapkan masa depannya. Kebanyakan milenial lebih senang menghabiskan uang yang mereka miliki untuk membayar cicilan kendaraan maupun barang-barang elektronik.
Jika ini terus berlanjut, generasi milenial akan kesulitan ketika mereka menghadapi kejadian yang tak terduga. Bukan itu saja, generasi milenial akan kesulitan untuk mempersiapkan masa depan, terutama untuk membeli rumah sebagai tempat tinggal.
Meskipun ia seorang milenial, dunia keuangan dan investasi bukanlah hal baru bagi Samuel Sentana, AVP of Financial Technology Tokopedia. Sosok yang akrab dipanggil Sam ini telah belajar menabung dan berinvestasi sejak kecil, mulai dari menabung uang angpao yang dia dapatkan dari keluarganya saat hari raya.
Ketertarikan Sam pada dunia keuangan dan investasi membuat ia menuntut ilmu hingga ke Australia. Ia memperoleh gelar MSc dalam bidang Accounting and Finance dari The University of New South Wales (UNSW) dan gelar BA dari Monash University.
Dari pengalamannya dalam bidang keuangan dan investasi, Sam ingin berbagi pengetahuan yang ia miliki kepada generasi milenial lain yang mungkin belum terlalu familiar dengan topik ini. Pada kesempatan kali ini, Sam akan membagikan tips dan trik untuk menjadi milenial yang handal berinvestasi. Yuk, simak tipsnya!
Sisihkan pendapatan
Ketika hendak memulai investasi, Sam menyarankan generasi milenial untuk menyisihkan sebagian pendapatan mereka sejak awal dan bukan hanya menginvestasikan sisa uang yang ada. Agar dapat menyisihkan pendapatan, generasi milenial perlu mencatat rencana pengeluaran, menentukan hal-hal apa saja yang menjadi prioritas kebutuhan mereka dan mengurangi keinginan untuk nongkrong dan menghabiskan uang.
Apabila pendapatan seseorang berjumlah Rp 8 juta, maka idealnya ia bisa berusaha menyisihkan Rp 3 juta. Dana tersebut akan menjadi disposable income yang nantinya dapat dibagi dua untuk ditabung dan untuk diinvestasikan.
“Dana tabungan bisa digunakan jika sewaktu-waktu ada kejadian yang tidak diinginkan sehingga membutuhkan dana lebih. Sebaliknya, dana investasi seharusnya tidak digunakan agar dapat mencapai keuntungan yang maksimal,” kata Sam.
Memilih Jenis Investasi yang Tepat
Setiap jenis investasi memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sebelum memulai investasi, Sam menyarankan generasi milenial untuk mempelajari terlebih dahulu jenis-jenis investasi yang ada.
Secara umum, menurut Sam, investasi bisa dibagi menjadi tiga berdasarkan tingkat resikonya. Yang pertama adalah jenis investasi no risk, yakni investasi yang dijamin keamanannya oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), seperti tabungan dan deposito di bank. Investasi ini cukup ditaruh saja, dan investor tidak perlu melakukan apa-apa sembari menunggu uangnya bertumbuh.
Kedua adalah jenis investasi dengan level moderate risk. Investasi jenis ini, walaupun tidak dijamin oleh LPS, masih relatif aman karena berada di dalam instrumen investasi yang jelas. Contoh jenis investasi ini adalah reksadana dan surat utang negara. Berbeda dengan investasi no risk, investasi berjenis moderate risk memiliki keuntungan yang lebih besar.
“Investasi no risk biasanya memiliki bunga 0,5-1% pertahun, sementara moderate risk biasanya memiliki bunga 6-8% pertahun,” kata Sam.
Masih ada beberapa orang yang ragu untuk memilih investasi moderate risk karena berpikir bahwa mengurusnya akan sulit dan memakan waktu, padahal tidak demikian. Saat ini, misalnya, Tokopedia telah bekerjasama dengan Bareksa untuk mengeluarkan produk Reksadana yang bisa dengan mudah dibeli melalui aplikasi Tokopedia dan dengan nominal yang sangat terjangkau.
“ Mulai dari 10 ribu rupiah, semua orang sudah bisa berinvestasi di Tokopedia Reksadana. Investasi ini juga sangat fleksibel. Apabila sewaktu-waktu dibutuhkan, user bisa langsung menarik uang kapan saja, bahkan di hari libur sekalipun,” jelas Sam.
Terakhir adalah jenis investasi high risk. Jenis investasi ini memang memiliki potensi keuntungan yang lebih besar dan dapat dicapai dengan cepat, akan tetapi juga memiliki resiko rugi apabila salah strategi. Salah satu contohnya adalah produk saham. Sebelum mulai berinvestasi di pasar saham, Sam menyarankan agar para calon investor memahami dinamika pasar saham terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk terjun ke dalamnya.
Menjadi Milenial yang Jago Berinvestasi
Setelah memahami jenis-jenis investasi yang ada, maka generasi milenial bisa mulai fokus mencari tahu tentang produk yang ditawarkan pada jenis investasi tersebut. Pertama-tama, kita harus memahami produk yang akan kita pilih, apa saja kelebihannya, serta hal-hal teknis lainnya.
Kedua, generasi milenial perlu memahami bagaimana cara untuk mengakses investasi tersebut. Misalnya saja, apabila kamu ingin mulai berinvestasi melalui Reksadana Tokopedia, kamu hanya perlu mengunduh aplikasi Tokopedia dan mengisi data yang dibutuhkan. Setelah data diverifikasi, maka kamu dapat mulai berinvestasi mulai dari nominal Rp 10 ribu.
Ketiga, generasi milenial perlu memastikan bahwa investasi yang telah dipilih dapat menghadirkan pengalaman berinvestasi yang menyenangkan. Pengalaman ini dapat dilihat dari kemudahan pengecekan pertambahan saldo, proses pencairan dana yang cepat, hingga biaya transaksi yang murah.
“Hanya saja, jangan sampai tujuan berinvestasi untuk memperoleh untung malah gagal karena ternyata potongan yang diberikan lebih besar dibandingkan keuntungan yang kita dapat,” jelas Sam.
Ia kemudian bercerita tentang pengalaman investasi pertamanya ketika SMA. “Dulu saya mulai mengatur keuangan sendiri ketika SMA. Saat itu saya sudah berpenghasilan sedikit-sedikit karena bekerja sambilan di beberapa tempat. Berhubung saat itu pengetahuan saya tentang investasi kurang jadi saya hanya menyimpan uang saya di bank, berharap akan cepat bertambah nilainya. Eh beberapa bulan kemudian uang saya bukannya bertambah malah berkurang, ternyata karena terpotong admin fee,” kenang Sam.
Generasi milenial saat ini sangat beruntung karena sudah semakin banyak ragam produk investasi yang bisa diakses dengan cepat, mudah, dan murah. Kini, generasi milenial dapat langsung mempraktekan tips investasi yang telah dibagikan oleh Sam. Walaupun baru bisa berinvestasi sedikit demi sedikit dan dengan jumlah kecil, jangan sampai hal ini menghalangi kamu untuk memulai. Ingat kata pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit!