Setiap orang punya cerita mereka masing-masing tentang proses rekrutmen yang dijalani sebelum akhirnya bekerja di tempat yang diinginkan. Hal ini pula yang dialami oleh Angel Livia, seorang fresh graduate dari Universitas Gadjah Mada yang kini menjalani internship pada tim Financial Technology (Fintech) Tokopedia.
Merantau dari Pontianak ke Yogyakarta untuk berkuliah, Angel tidak main-main dalam menghadapi proses rekrutmen di Tokopedia. “Aku benar-benar mempersiapkan diri waktu itu, soalnya sayang kalau sudah bolak-balik Yogyakarta-Jakarta untuk wawancara tapi ternyata tidak lolos,” cerita Angel.
Persiapan tersebut juga dilakukan Angel dengan berkaca pada dua pengalaman internship lain yang pernah ia jalani di perusahaan berbeda. Sudah beberapa kali menjalani proses rekrutmen magang, Angel cukup paham apa saja yang harus ia lakukan agar dapat memberikan yang terbaik.
Kali ini, Angel akan berbagi beberapa tips untuk menghadapi proses rekrutmen sebagai intern di Tokopedia yang dibagi berdasarkan langkah seleksi yang pernah ia lalui yakni seleksi CV, wawancara HR, dan wawancara user.
Seleksi CV: Masukkan informasi relevan
Meskipun seorang lulusan Teknik Industri, Angel punya ketertarikan terhadap bisnis dan Fintech sejak lama. Maka dari itu ketika lulus, Angel langsung mencari posisi magang yang menarik di website karir Tokopedia.
“Kebetulan aku adalah pengguna Tokopedia, jadi aku paham banget produk-produk Tokopedia, termasuk Fintech. Makanya yang terlintas di kepala aku pertama kali ketika mau daftar internship adalah Tokopedia,” jelas Angel.
Ketika hendak mendaftar, Angel diminta untuk melampirkan CV. Menurut Angel, ini adalah bagian penting karena akan menjadi pertimbangan pertama oleh recruiter. Ia bisa membayangkan betapa banyaknya CV yang masuk ke perusahaan besar seperti Tokopedia. Oleh karena itu, CV yang ia miliki harus singkat, padat dan jelas.
“Aku sudah riset dulu sebelumnya mengenai posisi yang aku inginkan di bagian bisnis. Setelah tau deskripsi pekerjaannya, aku langsung bikin list pengalaman aku yang sejalan dengan posisi yang aku mau.”
Menurut Angel, kunci dari CV yang baik adalah ringkas, padat, dan jelas. Kita harus ikhlas untuk menghilangkan informasi-informasi lain yang tidak ada hubungannya dengan posisi yang ingin kita tuju. Kalaupun memang menurut kita informasi itu penting, sebaiknya diceritakan ketika proses wawancara.
Interview HR: Kenali potensi diri
Pernah melewati beberapa proses wawancara dari pengalaman sebelumnya, Angel menarik kesimpulan bahwa interview HR salah satunya adalah untuk menggali karakter yang kita miliki. Mengingat setiap perusahaan punya budaya kerja sendiri, karakter orang yang direkrut juga harus sejalan dengan visi dan misi yang dimiliki perusahaan.
Hal pertama yang dilakukan Angel ketika menerima undangan wawancara adalah mengidentifkasi diri sendiri. “Aku bikin list SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat) diri aku sendiri. SWOT ini aku hubungkan dengan deskripsi pekerjaan yang aku tuju. Misalnya karena kemarin daftar bisnis, jadi aku menggali kelebihanku yang berhubungan, misalnya kemampuan negosiasi,” kata Angel.
Analisis SWOT juga membantu merefleksikan hal-hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan Angel. Ia jadi tahu apa saja kekurangan yang harus ia minimalisir agar bisa memberikan performa yang maksimal.
Selain itu, Angel juga banyak riset tentang Tokopedia secara umum. Walaupun sudah menjadi pengguna Tokopedia sejak lama, Angel mengalokasikan waktu khusus untuk membaca artikel berita terbaru terkait Tokopedia serta website resmi Tokopedia.
Hasil riset ini membantu Angel untuk menjawab pertanyaan HR, sekaligus untuk membantu meyakinkan HR bahwa ia layak diterima karena mengetahui seluk beluk Tokopedia.
Wawancara dengan User: Jangan ragu untuk bertanya
Wawancara dengan user adalah tahapan terakhir dalam proses seleksi magang di Tokopedia. Berbeda dengan wawancara bersama HR, wawancara dengan user lebih spesifik membicarakan tugas-tugas yang akan dijalani kedepannya apabila diterima.
Agar percaya diri dan tidak membuang kesempatan, Angel banyak melakukan riset terkait Fintech di Indonesia, termasuk di Tokopedia. Hal ini terbukti sangat membantu, karena ia jadi memaham kondisi pasar higga istilah bisnis yang sebelumnya tidak ia pelajari di kampus. Selain itu, riset ini juga membantunya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh user.
“Waktu itu sempat ditanya tentang apa aja yang aku tahu tentang Fintech Tokopedia dan apa saja yang bisa dikembangkan. Aku bersyukur sudah riset terlebih dahulu, jadi aku sudah punya gambaran jawaban di kepala aku,” kenang Angel.
Tak hanya itu, Angel juga memanfaatkan tahapan wawancara dengan user untuk memahami perusahaan dan pekerjaannya lebih dalam. “Kebanyakan orang merasa wawancara adalah proses penggalian informasi satu arah, padahal nggak gitu. Kita juga bisa bertanya tentang perusahaan, jadi kita punya gambaran yang lebih jelas. Kita juga bisa memastikan hal-hal yang sebelumnya masih jadi pertanyaan di kepala kita,”
Saat itu misalnya, Angel bertanya tentang Fintech Tokopedia itu sendiri, seperti apa budaya kerjanya, tantangannya, serta hal-hal seperti apa yang kemungkinan besar akan ia hadapi kedepannya apabila diterima sebagai intern.
—
Kini setelah menjadi intern di Tokopedia, Angel merasa banyak perubahan pada dirinya. Salah satunya adalah berani untuk bertemu dengan orang baru dan mengutarakan pendapat yang ingin ia sampaikan tanpa ragu.
Pengalaman internship di Tokopedia juga membawanya pada pengalaman-pengalaman baru, mulai dari meeting bersama partner hingga melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya belum pernah ia pelajari di kampus.
“Pokoknya internship di Tokopedia itu recommended banget lah!” tutup Angel.