Head of Business Intelligence Tokopedia memutuskan untuk bergabung dengan Tokopedia setelah 15 tahun bekerja di berbagai perusahaan besar.
Setelah 15 tahun menjalani kehidupan yang nyaman di perusahaan-perusahaan besar, Charlie Tjandra memutuskan untuk keluar dari zona nyamannya dan bergabung dengan start-up. Pada tahun 2018, ia memutuskan untuk mengubah haluan dan bergabung dengan Team Business Intelligence Tokopedia. Sejak saat itu, hidupnya berubah.
Tak Pernah Bosan akan Tantangan
Banyak orang memilih untuk hidup nyaman dalam rutinitas, tetapi lain halnya dengan Charlie yang senang akan tantangan. Selama 15 tahun bekerja di industri yang relatif stabil seperti infrastruktur dan holding company, Charlie belajar banyak tentang data warehouse dan bisnis. Seiring keahliannya yang meningkat, kemampuan perencanaan dan prediksi yang ia miliki juga mulai terbentuk.
“Pada perusahaan yang sudah mapan dalam industri yang relatif stabil, semua terencana dengan baik dan dapat diprediksi. Ini adalah hal yang baik, tetapi saya merasa perlu untuk menghadapi tantangan baru agar mampu mempertajam kemampuan yang saya miliki,” jelas Charlie.
Pada tahun 2015, ia mulai mengetahui tentang start up teknologi. Sejak saat itu, ketertarikannya pada start-up mulai tumbuh. Pada tahun 2018, ia mengambil keputusan besar dengan bergabung dengan Tokopedia. Awalnya, ia merasa cukup kewalahan dengan luasnya ragam produk dan fitur yang Tokopedia miliki, tetapi pengalaman kerja yang ia miliki membuatnya mampu beradaptasi dengan cepat.
“Tokopedia memiliki lingkungan kerja yang sangat dinamis, semua hal terjadi dalam kurun waktu yang sangat cepat, dan saya harus mampu mengikuti. Hingga saat ini, saya benar-benar merasakan semangat ‘Make It Happen, Make It Better’ di Tokopedia karena semua orang terus membuat produk dan fitur baru hanya dalam hitungan bulan,” cerita Charlie.
Menerjemahkan data menjadi insight
Sebagai Head of Business Intelligence team, Charlie memimpin dan mengelola tim Business Intelligence dengan berfokus pada platform teknologi untuk menyediakan data di Tokopedia. Setiap hari, ia harus mengamati performa produk atau fitur Tokopedia dan menerjemahkannya menjadi insights atau rekomendasi bagi unit bisnis, membantu mereka untuk memahami bisnis dengan lebih baik.
Pengalaman yang Charlie miliki membantunya untuk mengenali masalah maupun kesempatan secara cepat. Ketika ia bergabung dengan Tokopedia, ia sadar bahwa proses pencarian data yang terjadi tidaklah efektif. Bisnis unit dari beberapa tim berbeda lebih memilih untuk mengunduh data mentah melalui Lumos agar mereka dapat mengalisa data secara mandiri, yang kemudian berakibat pada pelannya pemrosesan data.
“Setiap seseorang mengunduh data dari Lumos, mereka sebenarnya mengunci server selama beberapa saat, membuat yang lain harus menunggu cukup lama. Hal ni memunculkan rasa ingin tahu dalam diri saya; pasti ada sesuatu yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan hal ini,” cerita Charlie.

Berkat kejeliannya, Charlie menyadari bahwa unit bisnis biasanya meminta akses untuk tipe data yang sama tetapi dengan periode waktu yang berbeda-beda. Mengetahui hal ini, Charlie tahu bahwa ia bisa melakukan sesuatu untuk membantu unit bisnis di Tokopedia agar bisa menganalisa data yang tersedia untuk membuat keputusan secara cepat.
Bersama timnya, Charlie menghabiskan dua bulan untuk membuat ACCIO, sebuah platform untuk menggantikan Lumos di Tokopedia yang membawa user lebih dekat dengan sistem self-serve analytics.
“Projek ini mengajarkan saya bahwa tidak ada inovasi yang terlalu kecil. Kami memulai projek ini untuk membantu tiga orang user, sekarang, ada lebih 160 user yang menggunakan sistem ini dengan total lebih dari 45 ACCIO. Berkat membantu tiga orang user tersebut, kita ternyata juga dapat membantu lebih banyak orang. Itu adalah sebuah previlege karena tidak semua perusahaan mau membiarkan karyawannya untuk berinovasi menyelesaikan permasalahan yang hanya dialami segelintir orang saja,” jelas Charlie.
Semua Perjalanan Dimulai dari Satu Langkah Kecil
Layaknya seorang bayi yang baru belajar berjalan, semua orang memulai karir mereka dengan satu langkah kecil. Inilah hal yang selau ditanamkan Charlie. Sejak awal karirnya, Charlie memanfaatkan kesempatan yang ia miliki untuk belajar dari para leader yang ia temui.
“Pada akhirnya, kita akan memiliki gaya kepemimpinan kita sendiri dengan memadukan setiap hal positif yang kita pelajari dari para leader yang kita temui. Saya percaya ada banyak faktor yang membentuk seorang pemimpin hebat, salah satunya tergantung pada industri yang kita jalani saat ini. Setiap industri biasanya punya kecenderungan preferensi kepemimpinan tertentu,” kata Charlie.
Sebagai pemimpin, Charlie selalu memberikan kepercayaan dan dukungan penuh pada timnya. Ia mengajarkan timnya untuk mandiri dengan memanfaatkan kemampuan problem solving yang dimiliki. Mereka dibiarkan mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang tengah dihadapi.
“Sebagai anggota dari Business Intelligence Team, kita harus memiliki kemampuan problem-solving dan analisis yang baik. Sebagai seorang pemimpin, sangat penting bagi kita untuk tidak ikut menganggu proses belajar anggota tim dengan terus-terusan memberitahu mereka apa yang harus dilakukan.”
Gaya kepemimpinan Charlie ternyata dirasa efektif oleh anggota timnya. Iqbal Rosiadi, salah satu anggota tim Charlie misalnya melihat Charlie sebagai seorang mentor yang baik. “Charlie seringkali memberikan saya contoh ketika saya kebingungan, itu memantu saya untuk meningkatkan keahlian. Saya sangat mengagumi gaya kepemimpinan yang ia miliki.”
Jadi, apa saja kemapuan dasar yang patut dimiliki seorang Business Analyst? Menurut Charlie, selain hard skill, syarat lain yang harus dipenuhi adalah rasa ingin tahu dan logika berpikir yang baik. Sebagai seorang Business Analyst, kamu akan menghadapi banyak data setiap harinya. Kemapuan berpikir logis akan membantumu untuk menganalisa data secara mudah dan mampu memprediksi kemungkinan-kemungkinan kedepannya. Sementara itu, rasa ingin tahu yang tinggi akan menjadi bahan bakar yang membuatmu semangat dalam menganalisa data.