Epilepsi adalah gangguan saraf pusat yang dapat terjadi pada segala usia, termasuk anak-anak. Simak gejala epilepsi anak yang harus kamu waspadai ini.
Ditinjau oleh: dr. M. Ade Wijaya
Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat yang menyebabkan aktivitas otak terganggu. Kondisi ini terjadi karena adanya letupan aktivitas listrik yang mengganggu sel saraf di otak sehingga menyebabkan kejang. Meski demikian, tidak semua kejang berkaitan dengan epilepsi. Lantas, apa saja gejala yang menandakan anak sedang terserang epilepsi? Berikut gejala epilepsi pada anak yang harus kamu waspadai.
Baca juga: Awas, Ini Dia Ciri-Ciri Impotensi yang Harus Kamu Waspadai!
Gejala Epilepsi pada Anak
Epilepsi dapat terjadi pada semua usia, termasuk anak-anak. Gejala epilepsi pada anak yang paling mudah dikenali adalah kejang secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Namun disamping kejang, ada banyak gejala epilepsi pada anak yang perlu diwaspadai, seperti:
1. Kejang Berulang

Sumber gambar: Canva
Gejala epilepsi yang pertama ditandai dengan kejang yang berulang. Tiap anak yang menderita epilepsi dapat memiliki bentuk kejang yang berbeda. Kejang dapat berupa anggota tubuh menyentak secara cepat, tubuh kaku selama beberapa detik, atau terjatuh secara tiba-tiba.
Kejang yang terjadi pada anak epilepsi bisa terjadi berulang-ulang di waktu yang sama atau di waktu berbeda bahkan saat tidur sekalipun.
2. Anak Terlihat Sering Melamun

Sumber gambar: Canva
Melamun dengan tatapan kosong sementara dapat menjadi gejala epilepsi pada anak. Kondisi ini disebut kejang absen. Kondisi ini sering dipicu oleh hiperventilasi atau napas berlebihan.
Kejang absen umumnya terjadi pada anak usia empat sampai 14 tahun. Anak dengan epilepsi mungkin dapat mengalami kejang absen sebanyak 10, 50, hingga 100 kali dalam sehari dan tanpa disadari. Oleh sebab itu, bila kamu menemukan anak sering terlihat bengong, Toppers perlu mendokumentasikannya dan periksakan ke dokter. Dokter akan memeriksa lebih lanjut dan memastikan kondisi kesehatan anak.
3. Anak Terlihat Bingung

Sumber gambar: Canva
Gejala epilepsi pada anak ini juga berkaitan dengan kejang absen. Saat kejang absen terjadi, anak akan memiliki tatapan kosong ke depan dan terlihat bingung. Selain itu, selama kejang absen terjadi, anak tidak akan merespon lawan bicaranya.
4. Inkontinensia Urine

Sumber gambar: Canva
Inkontinensia urine atau hilangnya kontrol kandung kemih sehingga kesulitan untuk menahan buang air kecil bisa menjadi gejala epilepsi lainnya. Melansir dari Epilepsy Disease, empat dari 10 orang penderita epilepsi mengalami kondisi inkontinensia urine.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan inkontinensia urine pada penderita epilepsi. Pertama, saat serangan kejang terjadi, tubuh anak dapat kehilangan kontrol otot sehingga urine keluar tanpa disengaja. Kedua, epilepsi dapat menyebabkan rangsangan berlebihan pada saraf di area otak yang mengontrol kandung kemih atau usus sehingga anak sulit menahan buang air kecil.
5. Gangguan Pernapasan

Sumber gambar: Canva
Kejang dapat membuat anak mengalami jeda bernapas (apnea). Jika jeda berlangsung terlalu lama, oksigen dalam darah dapat berkurang dan membahayakan nyawa. Selain itu, selama kejang terjadi, saluran napas anak bisa tertutup atau tersumbat dan menyebabkan oksigen yang didapatkan tubuh tidak optimal.
6. Tubuh Kebiruan Saat Kejang

Sumber gambar: Canva
Kebiruan pada bibir dan ujung-ujung jari terasa dingin dan basah dapat menjadi gejala epilepsi pada anak. Kondisi ini menandakan anak kekurangan oksigen ketika kejang terjadi.
Oleh sebab itu, saat kejang terjadi, hal yang pertama dilakukan adalah mengamankan jalur napasnya dengan meletakkan tubuh anak di lantai kemudian memiringkannya ke sebelah kiri. Setelah itu, pastikan bagian kerah pakaian anak tidak mencekik leher agar jalur pernapasan tidak terganggu.
7. Keterlambatan Perkembangan

Sumber gambar: Canva
Hampir 30 persen anak dengan epilepsi berisiko untuk mengalami keterlambatan perkembangan. Pasalnya, kejang berulang dapat mengganggu fungsi otak dan menyebabkan perkembangan terhambat. Melansir dari Epilepsy Disease, anak dengan epilepsi cenderung mengalami masalah pembelajaran, seperti kesulitan dalam mengingat, konsentrasi, dan organisir.
Sayangnya, epilepsi tidak dapat disembuhkan. Namun, gejala epilepsi pada anak dapat dikelola dengan perawatan dari dokter. Oleh sebab itu, bila anak alami beberapa gejala di atas, atau anak alami kejang yang bertahan lebih dari lima menit, segera telepon ambulans untuk membawa anak ke rumah sakit.
Baca juga: Ketahui Gejala Cacar Monyet yang Harus Kamu Waspadai!
Itulah informasi lengkap tentang gejala epilepsi pada anak-anak yang harus Toppers waspadai. Semoga ulasan di atas bisa menambah wawasan kamu untuk tetap waspada terhadap epilepsi ya!
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan penuhi kebutuhan obatmu dengan Dkonsul. Konsultasi mudah, cepat, dan praktis!
Kamu juga bisa memenuhi kebutuhan kesehatanmu mulai dari vitamin dan suplemen dan obat-obatan lainnya di Tokopedia Sehat! Nikmati Flash Sale mulai dari Rp10 ribu!
Referensi:
- Epilepsy Disease. Epilepsy and Developmental Delays
- Epilepsy Disease. Incontinence: Bowel and Bladder Problems
- Centers for Disease Control and Prevention. SUDEP
- Cleveland Clinic. Epilepsy in Children: Causes, Symptoms, Treatment, & Types
- John Hopkins Medicine. Absence Seizures
- Kementerian Kesehatan RI. Mari Kenali Gejala Epilepsi
- Seattle Children's. First Seizure: Understanding Next Steps for Patients and Families
- Pahal P, Goyal A. 2023. Central and Peripheral Cyanosis. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; Jan
- Al Sawaf A, Arya K, Murr N. 2023. Seizure Precautions. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; Jan
- Vieri, M. K., et al. (2021). Nodding syndrome research revisited. International journal of infectious diseases : IJID : official publication of the International Society for Infectious Diseases, 104, 739–741
Penulis: Fatin Nur Jauhara