Menjadi orangtua baru adalah sebuah fase yang biasanya cukup menguras tenaga para orangtua. Bagaimana tidak? Pada fase ini, para orangtua baru harus belajar mengurus serta memahami keinginan seorang anak yang masih belum bisa mengungkapkan keinginannya lewat kata-kata. Tak jarang, para orangtua baru harus menebak-nebak sendiri keinginan anak, termasuk soal pilihan pakaian. Mulai dari kulit anak yang sensitif hingga gerakan yang sulit diprediksi, mencari jenis pakaian anak yang sesuai pun bisa menjadi tantangan tersendiri.
Permasalahan seputar perjalanan orangtua baru ini lah yang coba diselesaikan oleh Kalale, merek fesyen anak yang berasal di Surabaya. Didirikan oleh Oktaviani Febriana, atau yang akrab dipanggil Okta, serta dua orang founder lainnya, Kalale adalah sarana “curhat” para foundernya yang juga merupakan orangtua dan pernah mengalami fase menjadi orangtua baru.
“Kalale adalah produk hasil observasi kami dalam kehidupan sehari-hari ketika berinteraksi bersama anak,” cerita Okta.
Dimulai dari Keinginan Menghabiskan Waktu Bersama Anak
Ide memulai Kalale dimulai ketika Okta mendekati hari persalinan. Saat itu, ia yang masih berstatus karyawan swasta merasa galau setiap kali memikirkan kemungkinan meninggalkan anak untuk bekerja. Suatu hari, Okta menyampaikan keresahan ini ke suaminya dan tanpa disangka, suaminya juga memiliki kegalauan yang sama. Dari obrolan itu, muncullah sebuah wacana untuk mengundurkan diri dari kantor dan memulai usaha. Namun, saat itu belum ada ide hendak usaha apa.
Suatu hari, Okta yang sedang mencari-cari sleepsuit bayi merasa tidak puas dengan pilihan yang ada. “Baju bayi yang saya temukan tuh kalau bagus pasti harganya mahal, sebaliknya kalau murah kualitasnya kurang oke. Selain itu, baju bayi identik sama motif yang ramai, padahal saya sendiri sukanya yang polos dan warna-warna earth-tone,” kenang Okta.
Dari pengalaman tersebut, tercetuslah ide untuk membuat usaha baju anak. Tujuannya adalah untuk membuat baju bayi yang simpel, sesuai keinginan mereka kala itu. Okta kemudian berdiskusi dengan suami dan satu temannya yang jago membuat desain. Dari percakapan tersebut, mereka sepakat untuk membuat bisnis baju anak dengan produksi yang dilakukan di Surabaya dengan mempertimbangkan lokasi vendor kain yang memenuhi standar yang diinginkan.
Suami Okta yang bekerja di bidang produk akhirnya mengajukan pengunduran diri ke kantor agar dapat fokus menikmati masa-masa sebagai Ayah baru, sekaligus memegang rantai pasok untuk membangun Kalale. Sementara itu, Okta yang berlatar belakang marketing akhirnya menyusul beberapa bulan kemudian. Kalale, yang merupakan gabungan nama anak-anak dari para founder yaitu Kale dan Ale, akhirnya dipilih sebagai merek.
Menghadirkan Produk yang Bercerita
Daripada membuat produk dalam produksi masal, cepat, dan mengikuti tren, atau yang lebih dikenal dengan istilah ‘fast-fashion’, Kalale justru fokus untuk menghadirkan produk yang memang benar-benar dapat mengakomodir kebutuhan para orangtua baru. Salah satu cara ialah dengan mengobservasi masalah atau tantangan yang dihadapi oleh para founder dengan anak mereka masing-masing. Salah satu inovasi yang lahir dari hasil observasi tersebut adalah penggunaan kancing magnet pada produk-produk Kalale.
“Karena dua founder Kalale adalah laki-laki, mereka sama-sama punya tantangan ketika memakaikan baju anak. Mulai dari salah pasang kancing, sampai kesusahan memasang kancing karena anak sering bergerak. Nah, dari situ kami berinisiatif untuk membuat kancing magnet, agar para ayah bisa pasang baju anak dengan mudah. Kancing juga tidak akan mudah terlepas jika anak bergerak,” jelas Okta.
Produk baju berkancing magnet ini laris manis terjual, banyak dari pembelinya adalah para ayah yang senang karena akhirnya tidak perlu repot memakaikan kancing baju untuk anaknya. Bahkan, setiap kali mengikuti bazar, banyak ayah yang justru mengajak istrinya untuk membeli baju di booth Kalale karena dianggap memudahkan.
Sejak awal, Kalale memang tidak pernah memfokuskan produk mereka hanya untuk para ibu. Menurut mereka, perjalanan menjadi orangtua adalah perjalanan berdua antara suami dan istri. Jadi, kegiatan mengasuh dan merawat anak juga merupakan tugas keduanya. Lewat produk-produk yang simpel dan praktis, Kalale justru ingin mengajak ayah untuk lebih berperan dalam merawat anak.
Maju Berkat Berjualan Online
Sejak awal berdiri, Kalale memang fokus berjualan online. Selain karena masa pandemi, berjualan online dipandang Kalale sebagai pilihan praktis untuk memperkenalkan produk ke masyarakat yang lebih luas, khususnya para orangtua baru yang senang berbelanja online.
Jika dahulu Kalale dibangun dengan modal kurang dari 100 juta, kini lewat platform Tokopedia, Kalale bisa menghasilkan puluhan hingga ratusan juta per bulan, tergantung dengan kondisi pasar. Periode Lebaran, Natal, dan hari besar lain biasanya menjadi puncak penjualan Kalale, mengingat banyak orang tua cenderung membelikan baju baru untuk anak.
Selain pintar membaca kebutuhan pasar, Kalale juga jago memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia bagi penjual di Tokopedia. Agar dapat menjangkau pembeli lebih luas, Kalale memanfaatkan TopAds, fitur iklan Tokopedia agar produknya bisa tampil lebih sering pada hasil pencarian produk. Selain itu, Kalale juga menggunakan fitur Dekorasi Toko untuk mengatur tampilan toko mereka sedemikian rupa layaknya etalase di mall agar menarik minat pembeli yang berkunjung. Tidak lupa, mereka juga memanfaatkan fitur Set Stock, agar pembeli dapat mengetahui jumlah pasti produk untuk mencegah pembelian batal karena ketiadaan stok.
“Pokoknya apapun yang ditawarkan RM (Relationship Manager) Tokopedia, pasti Kalale ikuti karena kami tau kalau itu efektif untuk memasarkan produk Kalale. Kami selama ini selalu rajin ikut kampanye-kampanye di Tokopedia, dan terbukti penjualan kami ikut terdongkrak. Pokoknya kami happy banget dengan RM yang informatif, ” cerita Okta.
Ke depannya, Kalale akan menyiapkan banyak produk baru serta penawaran-penawaran menarik bagi para konsumen, khususnya mendekati Hari Anak di tanggal 23 Juli dan Hari Kemerdekaan di 17 Agustus 2022. Dengan begitu, Kalale berharap dapat selalu menemani perjalanan orangtua baru di seluruh Indonesia.
Penulis: Bianca Adriennawati