• socmed Facebook icon
  • socmed Instagram icon
  • socmed Twitter icon
  • socmed Youtube icon
Tokopedia
Tokopedia Blog - Home
MORE STORIES

Atasi Tuberkulosis, Ini Manfaat, Dosis, dan Efek Samping Obat Rifampisin

20 November 2023

Share

Atasi Tuberkulosis, Ini Manfaat, Dosis, dan Efek Samping Obat Rifampisin

Salah satu obat tuberkulosis yang banyak digunakan adalah obat rifampisin. Ini dia manfaat, dosis dan efek samping rifampisin yang perlu kamu ketahui.


Ditinjau oleh: Apt. Beatric Siana Dian

Mungkin banyak dari Toppers yang tidak familiar dengan obat rifampisin. Rifampisin adalah obat yang digunakan dalam mengatasi berbagai infeksi termasuk tuberkulosis (TB).

Sebelum kita memahami lebih lanjut tentang Rifampisin, penting untuk memahami apa itu tuberkulosis (TB) dan mengapa obat ini menjadi bagian penting dalam pengobatannya. Tuberkulosis adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TB dapat menyerang berbagai organ tubuh, tetapi yang paling umum adalah paru-paru. Infeksi TB paru-paru dapat menyebabkan gejala seperti batuk berkepanjangan, demam, penurunan berat badan, dan kelelahan yang berlebihan. Selain itu, TB paru-paru yang tidak diobati dapat menular kepada orang lain melalui percikan air liur saat batuk atau bersin, sehingga menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius.

Pengobatan TB melibatkan regimen obat yang khusus dan berkelanjutan untuk mengatasi infeksi dan mencegah resistensi obat. Salah satu obat yang sering digunakan dalam regimen pengobatan TB adalah Rifampisin, yang memiliki peran kunci dalam menghentikan pertumbuhan bakteri TB. Berikut ini informasi lengkap tentang manfaat, dosis dan efek samping obat rifampisin.

Baca juga: Apakah Tuberkulosis Bisa Sembuh? Ketahui Fakta Pemulihannya

Manfaat Rifampisin

manfaat rifampisin

Sumber gambar: Canva

Rifampisin adalah jenis antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis (TB) adalah salah satu infeksi yang paling sering diatasi dengan bantuan Rifampisin. TB adalah penyakit infeksi menular yang dapat memengaruhi organ-organ tubuh, terutama paru-paru.

Rifampisin bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan dan reproduksi bakteri TB, sehingga membantu tubuhmu melawan infeksi. Selain TB, Rifampisin juga digunakan dalam pengobatan infeksi bakteri lainnya seperti Kusta (lepra), , Penyakit Legiuner, dan Meningitis.

Dosis dan Cara Konsumsi Rifampisin

dosis dan cara konsumsi rifampisin

Sumber gambar: Canva

Dosis Rifampisin dapat bervariasi tergantung pada jenis infeksi, berat badan, dan kondisi medis pasien. Selain itu, dosis rifampisin biasanya diresepkan oleh dokter, dan sangat penting untuk mengikuti petunjuk dokter dengan cermat. Berikut adalah dosis yang direkomendasikan bergantung pada tujuan pengobatan:

Tujuan Pengobatan: Brucellosis, Penyakit Legiuner, Infeksi yang Parah

  • Dewasa: Dosis 600-1.200 mg setiap hari dalam 2-4 dosis terbagi. Pengobatan dikombinasikan dengan antibakteri lainnya

Tujuan Pengobatan: Profilaksis Terhadap Meningitis Karena Haemophilus influenzae

  • Dewasa dan anak usia ≤4 tahun 20 mg/kg: Dosis maksimal 600 mg yang dikonsumsi sekali sehari selama 4 hari. Pengobatan dikombinasikan dengan antibakteri lainnya
  • Anak usia <1 bulan 10 mg/kg: Dosis diberikan setiap hari selama 4 hari. Pengobatan dikombinasikan dengan antibakteri lainnya

Tujuan Pengobatan: Tuberkulosis

  • Dewasa: 8-12 mg/kg sekali sehari. Dosis maximal untuk pasien dengan berat badan <50 kg: 450 mg setiap hari, untuk pasien dengan berat badan ≥50 kg: 600 mg setiap hari. Pengobatan dikombinasikan dengan antibakteri lainnya
  • Anak: 10-20 mg/kg: Dosis diberikan setiap hari dengan dosis maksimal 600 mg setiap hari. Pengobatan dikombinasikan dengan antibakteri lainnya.

Tujuan Pengobatan: Profilaksis Meningitis meningokokus

  • Dewasa: 600 mg: Dosis 2 kali sehari selama 2 hari.
  • Anak usia <1 bulan 5 mg/kg: Dosis diberikan 2 kali sehari yang diberikan selama 2 hari. Pengobatan dikombinasikan dengan agen antibakteri lainnya.
  • Anak usia ≥1 bulan 10 mg/kg: Dosis diberikan 2 kali sehari yang diberikan selama 2 hari. Pengobatan dikombinasikan dengan agen antibakteri lainnya.

Tujuan Pengobatan: Kusta (Lepra)

  • Dewasa: 600 mg satu kali sebulan. Pengobatan dikombinasikan dengan agen antibakteri lainnya.
  • Sebagai alternatif: 10 mg/kg sekali sebulan. Maksimal: 450 mg untuk pasien dengan berat badan <50 kg; Maksimal 600 mg untuk pasien dengan berat badan ≥50 kg. Pengobatan dikombinasikan dengan agen antibakteri lainnya.

Berikut cara konsumsi rifampisin yang harus kamu ketahui:

  • Konsumsi Rifampisin seperti yang disarankan oleh dokter atau sesuai dengan petunjuk pada label. Jangan minum lebih banyak atau lebih sedikit dari yang diinstruksikan oleh dokter.
  • Obat ini paling baik diminum saat perut kosong dengan segelas air, setidaknya 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan. Usahakan untuk meminumnya pada waktu yang sama setiap hari.
  • Dosis Rifampisin akan ditentukan oleh dokter. Dokter akan memberi tahu tentang jangka waktu pengobatan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan infeksi kamu.
  • Minum obat ini secara berkala. Jangan melewatkan satu dosis pun. Kamu harus menyelesaikan seluruh rangkaian obat ini. Jika tidak, infeksi tidak akan terkontrol dengan baik.
  • Simpan di tempat yang sejuk dan kering, jauh dari jangkauan anak-anak.
  • Lindungi dari panas yang berlebihan.
  • Obat tidak boleh digunakan setelah melewati tanggal kedaluwarsa.

Efek Samping Rifampisin

efek samping rifampisin

Sumber gambar: Canva

Seperti kebanyakan obat-obatan, rifampisin juga dapat menimbulkan efek samping, beberapa efek samping yang umum terjadi sebagai berikut:

  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Mual
  • Muntah
  • Gangguan penglihatan
  • Kelemahan otot
  • Nyeri pada lengan atau tungkai
  • Mati rasa
  • Gangguan menstruasi
  • Kebingungan
  • Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.
  • Obat ini dapat menyebabkan perubahan warna (kuning, oranye, merah, atau coklat) pada gigi, air seni, keringat, air mata, dahak, dan air liur. Hal ini normal terjadi saat Anda sedang diobati dengan Rifampisin, jangan khawatir.

Beberapa efek samping memerlukan pertolongan medis. Segera beritahu dokter jika kamu mengalami salah satu dari yang berikut ini:

  • Ruam dengan kulit mengelupas atau bibir, mulut, atau mata melepuh disertai demam
  • Diare parah yang mungkin disertai darah dalam tinja
  • Bintik-bintik ungu kecil pada kulit, memar atau pendarahan yang tidak biasa
  • Menguningnya kulit atau mata, sakit perut, air seni berwarna gelap, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki
  • Obat ini dapat menyebabkan tingkat sel darah merah, sel darah putih dan trombosit Anda menurun.

Kontraindikasi

kontraindikasi rifampisin

Sumber gambar: Canva

Penting untuk memahami kondisi di mana penggunaan Rifampisin sebaiknya dihindari atau dikonsultasikan dengan dokter secara mendalam. Ada beberapa kondisi atau situasi yang disebut sebagai kontraindikasi, yang artinya penggunaan rifampisin dapat menjadi berisiko atau tidak aman.

Misalnya, hipersensitif terhadap rifampisin, penyakit kuning. penggunaan bersamaan dengan kombinasi saquinavir/ritonavir; atazanavir, darunavir, fosamprenavir, saquinavir, tipranavir.

Interaksi Obat

interaksi obat rifampisin

Sumber gambar: Canva

Selain kontraindikasi, penting juga untuk memahami potensi interaksi obat ketika menggunakan Rifampisin. Rifampisin dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain yang kamu mungkin sedang konsumsi, dan ini dapat memengaruhi efek obat tersebut atau meningkatkan risiko efek samping.Beberapa obat yang dapat berinteraksi dengan Rifampisin antara lain:

  • Obat-obatan untuk epilepsi (kejang), seperti fenitoin dan fenobarbital.
  • Obat-obatan untuk mengobati infeksi jamur, seperti ketoconazole dan flukonazol.
  • Obat-obatan untuk gangguan suasana hati, seperti haloperidol, aripiprazole.
  • Obat-obatan untuk tekanan darah tinggi, seperti bisoprolol, diltiazem, dan enalapril.
  • Obat-obatan yang digunakan dalam transplantasi organ atau gangguan kekebalan tubuh tertentu, seperti ciclosporin dan tacrolimus.
  • Obat-obatan untuk detak jantung yang tidak teratur, seperti quinidine, disopyramide, mexiletine, dan propafenone.
  • Obat-obatan untuk kanker, seperti tamoxifen, irinotecan, dan imatinib.
  • Obat pengencer darah, seperti warfarin.
  • Obat-obatan lain untuk infeksi HIV, seperti zidovudine, indinavir, dan efavirenz.
  • Obat-obatan untuk infeksi hepatitis C, seperti daclatasvir.
  • Antibiotik lain, seperti kloramfenikol, klaritromisin, dan kotrimoksazol.
  • Obat-obatan untuk diabetes, seperti glipizide dan rosiglitazone.
  • Obat penurun kolesterol, seperti simvastatin.
  • Obat-obatan untuk depresi, seperti amitriptilin, nortriptyline, dan teofilin (obat untuk asma).
  • Obat yang digunakan untuk infeksi cacing pita, seperti praziquantel.
  • Obat yang digunakan untuk Pneumocystis pneumonia, infeksi paru-paru yang disebabkan oleh jamur Pneumocystis jirovecii, seperti atovaquone.
  • Obat yang digunakan untuk mengurangi kadar asam urat yang tinggi dalam tubuh, seperti probenesid.
  • Rifampisin tidak boleh dipakai bersama antasida karena antasida dapat mengurangi keefektifan obat ini. Jika kamu harus minum antasida, minumlah di antara waktu makan setidaknya 1 jam setelah minum obat ini.

Selalu beritahukan dokter jika kamu mengonsumsi obat lain, termasuk tonik herbal seperti obat tradisional, suplemen dan obat-obatan yang kamu beli tanpa resep dokter.

Peringatan Penggunaan Obat

peringatan penggunaan obat rifampisin

Sumber gambar: Canva

Terakhir, mari kita bahas beberapa peringatan umum yang perlu kamu perhatikan saat menggunakan Rifampisin. Pertama, selalu ikuti petunjuk dokter atau petunjuk yang ada pada etiket obat dengan cermat. Jangan mengubah dosis atau menghentikan penggunaan Rifampisin tanpa persetujuan dokter.

Pantau gejala yang mungkin muncul selama pengobatan dengan Rifampisin, terutama jika terjadi efek samping yang tidak biasa. Konsultasikan segera dengan doktermu jika ada gejala yang mengkhawatirkan.

Terakhir, penting untuk menyelesaikan seluruh regimen pengobatan yang diresepkan oleh dokter, meskipun gejalanya sudah mereda sebelumnya. Menghentikan pengobatan sebelum waktunya dapat menyebabkan resistensi bakteri dan membuat pengobatan menjadi tidak efektif.

Hal lain yang perlu menjadi perhatian khusus adalah pasien dengan riwayat alkoholisme saat ini atau sebelumnya, faktor risiko defisiensi vitamin K (misalnya penyakit hati kronis, status gizi buruk, menerima terapi antibakteri atau antikoagulan yang berkepanjangan), diabetes melitus, porfiria. Pasien dengan penyakit ginjal (untuk dosis >600 mg/hari) dan gangguan hati. Konsultasikan penggunaan obat ini pada anak-anak dan lansia, serta kehamilan dan menyusui juga.

Baca juga: Awas TB Resisten, Simak Pengobatan Tuberkulosis Ini!

Itulah informasi lengkap tentang obat rifampisin yang digunakan dalam pengobatan tuberkulosis. Semoga ulasan di atas bisa menambah wawasan kamu yang tentang obat TB yang satu ini ya!

Lakukan konsultasi dokter secara GRATIS dan tebus obat resepmu dengan cepat & praktis di Tokopedia Sehat! Temukan berbagai suplemen dan obat-obatan dengan promo menarik dan bebas ongkir hanya di Tokopedia!

Referensi:

  • MIMS Indonesia (2023). Rifampicin.
  • Drugs (2023). Rifampicin.

Share

Nada Karisma OktaviaNada Karisma Oktavia

Related Articles

© 2009-2025, PT Tokopedia