Pasangan yang hendak menjalani program bayi tabung, berikut ini prosedur yang diwajibkan selama pandemi Covid-19. Ketahui agar program berjalan lancar.
Jika pada diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) banyak rumah sakit dan klinik bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) sempat terhenti, maka sejak akhir Juni kemarin pelayanan ini mulai dibuka kembali.
Tak hanya rumah sakit dan klinik bayi tabung yang ada di Indonesia saja yang memulai kembali program kehamilan ini, tapi di seluruh dunia pun melakukan hal yang sama.
Deteksi COVID-19 sebelum mulai program dan sebelum ovum pick up
Menurut Dr.dr. R. Muharam, SpOG(K), MPH., sebelumnya memang disepakati di seluruh dunia untuk tidak melakukan tindakan IVF selama pandemi. “Tapi sejak 2 minggu terakhir, di seluruh dunia mulai membolehkan melakukan tindakan IVF maka kami pun mulai melakukan tindakan penanaman embrio, pembekuan embrio, atau bahkan tes untuk persiapan awal program hamil,” jelas dr. Muharam dari Klinik Bayi Tabung Yasmin, RSCM Kencana. Dengan dibukanya kembali program hamil IVF, dr. Muharram menegaskan, tetap dilakukan protokol kesehatan selama menjalani program.
Bahkan sebelum program IVF dimulai, pasangan diwajibkan untuk menjalani deteksi dini Covid-19 melalui rapid test. Tujuannya agar memastikan proses program IVF bisa berlangsung tanpa ada interupsi karena salah satu dari pasangan terinfeksi Covid-19.
Plus deteksi dini ini juga untuk memastikan pasangan yang hendak menjalani program IVF tidak berpotensi menularkan Covid-19 kepada tenaga medis,” papar dr. Muharam pada tayangan Instagram Live RSCM Kencana beberapa waktu lalu.
Tak hanya sebelum program dimulai, deteksi dini Covid-19 juga dilakukan sebelum tindakan pemetikan sel telur atau ovum pick up. Mengapa pada tahap ini kembali dilakukan deteksi dini Covid-19?
“Karena prosedur ini memerlukan tindakan pembedahan kecil, maka harus dipastikan tidak ada kontaminasi baik dari pasien maupun dari tenaga medisnya.” Demikian dr. Muharram menegaskan.
Sementara itu dari tenaga medisnya sendiri, khususnya di RSCM Kencana, mereka secara rutin melakukan pemeriksaan Covid-19 kepada seluruh tenaga medisnya. Pada saat konsultasi, tenaga medis juga akan mengenakan alat pelindung diri yang lengkap, masker, face shield atau pelindung wajah untuk meminimalisir penularan virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 penyebab Covid-19.
“Apalagi RSCM Kencana mendeklarasikan diri sebagai zona hijau yang artinya semua unit pelayanan, termasuk pelayanan reproduksi, baik tenaga medis, dokter, perawat, embriologis dan semua pihak yang terlibat dalam program IVF dipastikan menjalani pemeriksaan secara rutin,” jelas dr. Muharram seraya meyakinkan para pasangan yang ingin melanjutkan kembali program IVF atau memulai program IVF sudah bisa langsung datang ke rumah sakit.
Beginilah tahapan IVF berlangsung.
Adapun indikasi dilakukannya IVF adalah adanya kondisi infertilitas pada pasangan atau salah satu pasangan. Dr. Muharram kemudian menjelaskan, secara umum pasangan suami istri yang sudah menikah dan melakukan hubungan seksual secara teratur selama 12 bulan tapi tidak terjadi pembuahan atau hamil, maka kondisi ini disebut infertilitas.
“Tapi khusus yang menikah di atas usia 35 tahun, tidak perlu menunggu setahun baru memeriksakan diri. Pada rentang usi ini sebaiknya secepatnya diperiksa untuk memastikan tidak ada kondisi yang menghambat terjadinya kehamilan.
Infertilitas sendiri merujuk pada adanya masalah kesuburan pada pasangan atau salah satu pasangan. Karena setidaknya ada 4 faktor yang membuat kehamilan bisa terjadi.
Dr. Muharam kemudian menyebutkan, pertama adalah sperma laki-laki bisa membuahi. Artinya memiliki kualitas yang baik. Kedua, sel telur yang dihasilkan pun berkualitas baik.
Ketiga, pembuahan yang terjadi harus bisa menghasilkan embrio yang bagus, dan kelima, rahim sebagai tempat embrio berkembanng harus dalam kondisi yang baik. Jika ada masalah pada faktor-faktor ini maka menjalani program IVF adalah salah satu pilihannya.
Dr. Muharam lalu menjelaskan, secara sederhana beginilah proses bayi tabung terjadi: Seleksi pasien. Pada tahapan ini pasangan menjalani pemeriksaan kesuburan untuk mendapatkan gambaran utuh atas kondisi masing-masing, sekaligus melihat apa yang menjadi penyebab infertilitas.Stimulasi ovarium. Ovarium akan distimulasi agar folikel di dalam rahim berkembang dan menghasilkan sel telur yang berkualitas serta siap dibuahi oleh sperma.
Ovum: Ini adalah proses pengambilan atau pemetikan sel telur yang sudah distimulasi menggunakan jarum khusus. Pembuahan. Sel telur yang berkualitas dan siap dibuahi akan dipertemukan dengan sperma di laboratorium.
Adapun untuk sperma, sebelum dipertemukan dengan sel telur akan dilakukan pembersihan sehingga benar-benar yang berkualitas yang dipilih untuk membuahi. Kultur embrio. Setelah terjadi pembuahan maka terbentuklah embrio yang kemudian selama pembelahan selnya terjadi akan diamati oleh embriolog.
Di saat yang bersamaan pasien akan diberikan hormone progesterone untuk mempersiapkan dinding rahim menjadi tempat yang nyaman bagi embrio untuk menempel dan berkembang. Embrio transfer atau penanaman embrio.
Embriolog akan memilih embrio terbaik yang siap untuk ditanam ke dalam rahim. Embrio yang akan ditanam ke rahim disimpan dalam tabung tipis, lalu dimasukkan ke dalam leher rahim pasien.
Evaluasi dari proses embrio transfer. Setelah penanaman embrio, pasien akan diminta untuk menunggu selama 2 minggu. Jika embrio berhasil menempel dan tumbuh maka pasien dinyatakan positif hamil.
Dr. Muharam menyadari menjalani program bayi tabung saat pandemi seperti ini bisa jadi menambah kecemasan pasangan. Tapi ia juga menyemangati para pasangan yang menjalani program IVF agar tetap tenang karena stres dapat mempengaruhi tingkat keberhasilannya.
Baca juga: Proses, Biaya & Hal yang Harus Disiapkan untuk Program Bayi Tabung
Itu dia, Toppers berbagai informasi serta prosedur lain yang dibutuhkan untuk melakukan program bayi tabung selama new normal. kamu juga bisa mendapatkan berbagai vitamin untuk mempersiapkan kehamilan serta perlengkapan bayi dengan mudah hanya di Tokopedia!
