• socmed Facebook icon
  • socmed Instagram icon
  • socmed Twitter icon
  • socmed Youtube icon
Tokopedia
Tokopedia Blog - Home
MORE STORIES

Strategi Awal 2023: Jurus Investasi di Tengah Ketidakpastian

Share

Strategi Awal 2023: Jurus Investasi di Tengah Ketidakpastian

2023 sudah di depan mata! Apakah resolusi tahunanmu sudah siap? Selain memasukkan bucket list tempat yang ingin dikunjungi serta pencapaian yang ingin dicapai, jangan lupa juga untuk membuat target investasimu di tahun depan!

Kali ini, kami akan membantumu merencanakan target investasimu di tahun depan dengan memberikan gambaran kondisi ekonomi tahun ini serta perkiraan kondisi ekonomi di tahun depan yang bisa jadi referensimu. Yuk, cek bersama!

Kondisi makro saat ini

Sepanjang tahun 2022, perekonomian global mengalami berbagai tantangan, salah satunya adalah inflasi yang tinggi (kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu). Meskipun angka inflasi Indonesia tergolong kecil (naik 5,71% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu), inflasi ini sudah mendorong Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan untuk menahan inflasi.

Suku bunga acuan BI sudah naik sebesar 1,75% sepanjang 2022 ke level 5,25%. Kebijakan ini dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk menurunkan ekspektasi inflasi. Selain itu, langkah ini diambil agar inflasi inti kedepannya kembali ke 2-4%.

Kenaikan suku bunga juga untuk memperkuat kebijakan stabilisasi rupiah di tengah penguatan dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar uang global.

Ketidakpastian global berlanjut hingga enam bulan pertama 2023

Pada paruh awal tahun depan atau H1-2023, inflasi AS diprediksi masih akan tinggi meski sudah melewati puncak inflasi, begitu juga dengan inflasi Indonesia. Tren kenaikan suku bunga pun berpotensi akan berlanjut, setidaknya sampai paruh awal tahun 2023. Inflasi dalam negeri dan rupiah diprediksi lebih stabil akibat tindakan peningkatan suku bunga BI yang berlanjut.

article

Kondisi makroekonomi seperti ini memberikan dampak yang berbeda-beda pada beberapa kelas aset. Suku bunga yang tinggi berdampak negatif pada kelas aset saham dan surat utang. Hal Ini disebabkan beban utang dan bunga utang rata-rata perusahaan meningkat ketika suku bunga naik dan menggerus laba perusahaan di masa depan. Maka dari itu, rata-rata saham bisa terkoreksi saat kenaikan suku bunga.

Selanjutnya, untuk kelas aset obligasi atau surat utang, harga obligasi dan suku bunga berkorelasi negatif. Ini dikarenakan nilai surat utang yang sudah diterbitkan akan tergerus karena surat utang baru diterbitkan dengan kupon yang lebih tinggi.

article

Pada 2018 ketika BI menaikkan suku bunga, indeks Reksa Dana Pasar Uang unggul dibandingkan indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap dan indeks Reksa Dana Saham (indeks infovesta).

Di tahun yang sama, saat ada perang dagang AS dan Cina, begitu pula dengan kenaikan suku bunga BI, indeks Reksa Dana Pasar Uang (+4,2%), mengalahkan indeks Reksa Dana Saham (-3,7%) dan indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap (-2,2%). Secara historis, bisa dikatakan bahwa Reksa Dana Pasar Uang adalah salah satu instrumen yang stabil menghadapi krisis ekonomi, inflasi tinggi, dan kenaikkan suku bunga.

Buat kamu yang ingin berinvestasi dengan tenang di 2023, kamu bisa memilih Reksa Dana Syailendra Dana Kas di Tokopedia. Selain karena investasi ini termasuk Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Syailendra Dana Kas menyediakan sederet penawaran menarik. Kamu bisa berinvestasi mulai dari Rp10.000 dan bisa mendapatkan cashback Rp2.000 serta Tokopedia Gift Card Rp10.000 dengan memasukkan kode promo “INVESTSDK” (syarat & ketentuan berlaku).

INVESTASI SEKARANG

Share

Bianca AdriennawatiBianca Adriennawati

Related Articles

© 2009-2025, PT Tokopedia