Di era yang serba dinamis dimana penggunaan teknologi terus meningkat pesat, menjawab kebutuhan serta menawarkan solusi atas permasalahan yang dialami pengguna bukan lah satu-satunya tantangan yang perlu diselesaikan. Terlebih, sejak pandemi mengubah perilaku dan kebiasaan masyarakat, pilihan kanal digital pun juga menjadi lebih beragam.
Sebagai perusahaan teknologi, Tokopedia tidak hanya berevolusi melalui terciptanya berbagai produk dan fitur yang memudahkan kehidupan masyarakat. Namun, Tokopedia juga senantiasa berkomitmen untuk dapat selalu menjadi ekosistem super yang bisa diandalkan dan relevan dengan kebutuhan serta keinginan masyarakat di situasi dan kondisi apapun.
Agar terus menjadi yang terdepan, seluruh tim di Tokopedia tentunya memiliki peran serta kontribusinya masing-masing untuk mewujudkan hal tersebut, termasuk di antaranya adalah tim UX Researcher yang berperan krusial dalam memahami kebutuhan, keinginan, kondisi, serta aspirasi seluruh pengguna Tokopedia.
Pentingnya Peran UX Researcher di Industri Teknologi
Tokopedia memiliki lebih dari 100 juta pengguna aktif setiap bulannya. Setiap pengguna tentu memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda, sehingga tanggung jawab dari seorang UX Researcher adalah untuk melakukan riset guna membuat alur yang nyaman bagi setiap pengguna, serta membantu mereka mendapatkan pengalaman yang terbaik sesuai apa yang diekspektasikan.
Jesslyn Siswanto, Product & UX Researcher Senior Lead Tokopedia, membagikan cerita tentang bagaimana UX Researcher memiliki peran yang sangat penting di perusahaan teknologi seperti Tokopedia. Ketika ia bergabung bersama Tokopedia pada tahun 2017, Jesslyn merupakan UX researcher pertama dan satu-satunya.
Menurut Jesslyn, menjadi seorang UX Researcher tentu memiliki tantangan sendiri. UX Researcher juga berperan dalam memahami dan mendalami karakter seseorang. Sebagai contoh, karakter pengguna yang menghabiskan waktu untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari tentunya berbeda dengan karakter pengguna yang memiliki ketertarikan untuk berinvestasi.
Di sini lah UX Researcher berperan dalam mencari tahu dan menggali lebih dalam tentang kebutuhan serta isu yang dihadapi pengguna saat mereka menggunakan fitur, produk, hingga platform Tokopedia melalui berbagai metode pendekatan untuk menghasilkan suatu insight yang dapat mendorong terciptanya produk yang relevan.
Lebih lanjut, Jesslyn memaparkan bahwa selain memberikan insight, riset juga dapat menjadi sebuah cara untuk mendapatkan rekomendasi dan informasi terhadap tren inovasi produk yang bisa dikembangkan dan yang mungkin akan disukai oleh pengguna di kemudian hari.
Awalnya, kurangnya informasi mengenai UX Research mengharuskan Jesslyn untuk membangun kepercayaan dan kesadaran berbagai tim di Tokopedia akan pentingnya peran dari seorang UX Researcher. Melalui berbagai proyek riset dan pengembangan produk maupun fitur, pada akhirnya Jesslyn berhasil membuktikan bahwa UX Researcher dapat mendorong terciptanya pengalaman pengguna yang menyenangkan.
Para pengguna yang menjadi partisipan pada setiap riset pun juga dapat merasakan langsung apabila suara dan rekomendasinya telah diimplementasikan. Jesslyn dan tim akan secara berkala memberikan informasi terbaru kepada pengguna bahwa suara dan aspirasi mereka telah membuat produk dan fitur Tokopedia menjadi lebih baik.
Tips dan Skill yang Dibutuhkan Untuk Menjadi Seorang UX Researcher!
Jika kamu ingin menjadi seorang UX Researcher dan memiliki keraguan karena latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan bidang ini, maka kamu tidak perlu khawatir! Menurut Jesslyn, menjadi seorang UX Researcher tidak hanya membutuhkan hard skill, namun yang paling penting adalah terletak pada soft skill.
Pertama, kamu harus memiliki rasa penasaran yang tinggi. Di sini, kamu dituntut untuk dapat berpikir kritis dan selalu ingin tahu akan suatu hal secara detil dan mendalam, serta tidak ragu untuk bertanya. Selanjutnya, untuk dapat menghasilkan riset yang mendalam, seorang UX Researcher juga perlu memiliki kemampuan analisa yang tepat.
Dengan memiliki kemampuan analisa yang tepat, kamu bisa mengolah berbagai data dan pola perilaku dari setiap pengguna hingga akhirnya seluruh data tersebut bisa diterjemahkan menjadi suatu insight yang menarik.
Jesslyn yang memiliki latar belakang pendidikan biologi membagikan bahwa kunci untuk menjadi seorang UX Researcher adalah dengan memiliki empati yang tinggi. Dengan berempati, kita dapat merasakan dan menempatkan diri sebagai pengguna, sehingga hal ini dapat mendorong kita untuk menemukan solusi.
Selain itu, untuk mengasah keahlian utama atau hard skill, kamu bisa mempelajarinya melalui berbagai sumber. Khusus untuk kamu, Jesslyn memberikan rekomendasi beberapa buku untuk mempelajari seputar UX Research. Buku berjudul “Just Enough Research” yang ditulis oleh Erika Hall dan “Talking to Humans: Success Starts with Understanding Your customers” yang ditulis oleh Giff Constable dapat membantu kamu untuk lebih mendalami soal UX Research.
Setelah mengasah keahlian tersebut, Jesslyn juga menambahkan tentang pentingnya problem solving atau penyelesaian masalah. Di sini, kamu perlu berpikir kritis untuk dapat mengidentifikasi masalah serta menemukan solusi yang efektif untuk mengatasinya.
Terakhir, kemampuan untuk berkomunikasi juga tidak kalah pentingnya. Sebagai seorang UX Researcher, kamu akan bekerja sama dan terlibat dengan begitu banyak tim di sebuah perusahaan, sehingga membangun relasi dan mampu menyampaikan aspirasi serta pendapat merupakan hal yang wajib dimiliki jika kamu ingin mendalami bidang ini!
Sebagai penutup, Jesslyn juga menyampaikan bahwa dalam melakukan sebuah riset dan analisa membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Dalam prosesnya, kamu dituntut untuk memiliki kesabaran serta tujuan yang matang. Memahami tujuan dari riset yang akan dilakukan dapat membantu kamu untuk dapat fokus terhadap metode riset yang akan digunakan serta dapat membuat perencanaan yang tepat, sehingga proses riset dapat selesai dengan lebih cepat.