Jauh-jauh hari sebelum Tokopedia dibuka untuk umum, tim developer Tokopedia sudah melibatkan komunitas internet aktif Indonesia dalam banyak hal, mulai dari pemilihan logo, sampai survey usability.
Setelah di launching pun, Tokopedia tidak melupakan komunitas internet yang telah membantu banyak. Tokopedia membuka banyak kanal komunikasi, baik di forum kaskus dan forum kafegaul mewakili kanal lokal, maupun group facebook mewakili kanal global. Lewat salah-satu kanal tersebut, beberapa hari lalu, tokopedia mendapatkan sebuah informasi yang sangat mengejutkan.
Ada sebuah website, yang bergerak di bidang judi (yang mana termasuk kategori ilegal di Indonesia), mencontek tampilan layout, bahkan mengambil ilustrasi, icon, dan beberapa halaman content dengan perubahan sekenanya untuk disesuaikan dengan area bisnis mereka. Sekilas pandang, bukan tidak mungkin orang awam akan mengira kedua perusahaan berada di payung yang sama, yang mana bisa berdampak negatif untuk tokopedia yang sedang berusaha keras dalam membangun sebuah brand online marketplace terpercaya.
Berikut beberapa screenshot tampilan Tokopedia dibandingkan dengan si maling:
Bisa dilihat lewat beberapa screenshot di atas, layout, icon, ilustrasi, hingga sebagian content Tokopedia benar-benar dijiplak habis-habisan oleh website judi tersebut. Padahal, semuanya merupakan intellectual property dari Tokopedia yang dibangun dengan tenaga dan waktu yang tidak sedikit. Sigh, memang tidak mudah melindungi hak cipta di negeri ini. Maka, untuk menghindari asumsi yang salah, lewat blog resmi Tokopedia ini, tim Tokopedia ingin memberikan klarifikasi, bahwa PT. Tokopedia untuk saat ini hanya mengelola website www.tokopedia.com, dan tidak ada hubungan dengan website judi bersangkutan.
Ketika Plurk menanggapi perihal Microsoft China menjiplak habis-habisan layout hingga script Plurk dalam product MSN Juku mereka, Plurk memulai blog mereka dengan kalimat klise “Imitation may be the sincerest form of flattery.”
Walau klise, ungkapan tersebut ada benarnya, coba lihat sekeliling kita, hanya produk yang memang mendapat pengakuan yang biasanya dibuat imitasinya. Makin populer, makin cepat pula keluar imitasinya. Sebut saja, Nokia E72, sebelum produknya beredar di Indonesia, versi Cina nya sudah banyak dijual. Contoh lainnya, sebut saja dari iPod-iPodan hingga BlackBerry-BlackBerry-an, dari Nike-Nike-an hinga LV-LV-an.
Mencoba, mengambil pelajaran positif dari kasus satu ini, maka seperti brand-brand besar dibalik serbuan produk imitasi yang muncul kemudian, Tokopedia mencoba tegar dan berbesar hati. Tandanya, hanya dalam waktu 4 bulan launching Tokopedia, sudah ada apresiasi terhadap layout maupun usability produknya, walau dengan cara yang salah.
Tandanya, Tokopedia semakin populer!