Tahukah Bunda penyakit kuning pada bayi biasa terjadi? Meskipun sakit kuning pada bayi bukan tergolong penyakit yang berbahaya, namun jika tidak ditangani dapat menyebabkan kerusakan pada otak si kecil. Untuk itu, Bunda harus mengetahui bagaimana cara pencegahannya.
Tips Mencegah Sakit Kuning Pada Bayi – Penyakit kuning yang biasa dialami bayi pada umumnya terjadi karena kadar bilirubin dalam darah bayi yang terlalu tinggi. Bilirubin merupakan zat kuning yang diproduksi oleh sel darah merah karena terpecah. Umumnya, bayi yang baru lahir mengolah sel darah merah tersebut menjadi bilirubin secara lebih tinggi dan mengalir ke aliran darah menuju ke hati. Dikarenakan fungsi hati pada bayi yang belum maksimal seperti orang dewasa, hati belum mampu menyingkirkan bilirubin secara maksimal. Untuk itu, dapat memicu kadar bilirubin yang tinggi dan menjadi penyebab adanya penyakit kuning.
Jaundice atau biasa disebut dengan penyakit kuning, biasanya terjadi pada bayi yang baru lahir pada minggu pertama setelah kelahiran. Gelaja yang timbul pada bayi kuning diantaranya adalah kulit dan mata yang menguning, warna pada urine menjadi lebih pekat dan feses berwarna lebih pucat.
BACA JUGA: Ingin Anak Cerdas? Dukung Nutrisinya dengan 9 Makanan Perangsang Otak Ini!
Bayi yang Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Kuning
1. Bayi Prematur
Penyakit kuning biasa terjadi pada bayi yang lahir prematur. Dikarenakan bayi tersebut lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu, sehingga bisa dikatakan organ tubuh bayi belum berfungsi begitu sempurna.
2. Bayi yang Kekurangan ASI dan Susu Formula
Saat bayi kekurangan ASI atau bayi yang meminum susu formula karena tidak diberikan ASI, sangat rentan dengan sakit kuning. Keadaan ini terjadi dikarenakan bayi susah mengkonsumsi makanan atau karena ASI yang sulit keluar, biasa disebut dengan brestfeeding jaundice.
Terkadang, kandungan ASI pun juga bisa jadi pengaruh pecahnya bilirubin, sehingga bayi tampak kuning. Kondisi ini biasa terjadi saat usia bayi mencapai 2 hingga 3 minggu setelah kelahiran, dan biasa disebut breastmilk jaundice.
3. Bayi yang Memiliki Golongan Darah Berbeda dengan Bunda
Golongan darah bayi yang berbeda dengan Bunda atau bisa dikatakan rhesus bayi berbeda dengan sang Bunda, dapat mengakibatkan perkembangan antibodi atau zat kekebalan tubuh yang berlebihan. Hal ini dapat menghancurkan sel darah merah bayi dan membuat kadar bilirubin meningkat.
4. Adanya Permasalahan Pada Hati dan Empedu
Terjadinya masalah pada organ bayi, yaitu pada hati atau bisa juga pada saluran empedu. Seperti atresia bilier, hepatitis, atau cystic fibrosis.
5. Memiliki Masalah Pada Kesehatan Tubuh
Akibat proses persalinan yang cukup sulit bisa menyebabkan memar saat lahir dan juga pendarahan pada bawah kulit kepala (cephalohematoma).
Bisa juga saat lahir bayi terkena infeksi seprti rubella, sifilis, dan lain-lain. Memiliki gejala hipoksia yaitu kekurangan oksigen serta minimnya kandungan enzim pada tubuh, juga dapat memicu terjadinya penyakit kuning pada bayi.
BACA JUGA: 15 Buah yang Baik untuk Ibu Hamil agar Bayi dalam Kandungan Sehat
Cara Tepat Mencegah Penyakit Kuning Pada Bayi
1. Sering Memberikan ASI Pada Bayi
Penanganan pertama yang bisa Bunda lakukan demi mencegah terjadinya penyakit kuning pada bayi, yaitu dengan cara memberikan ASI pada bayi lebih banyak.
Bunda bisa berikan ASI sesering mungkin, 8 hingga 12 kali per hari sehingga dapat mendorong bayi buang air besar lebih sering. Hal ini dapat membantu membuang bilirubin melalui fases pada bayi.
2. Lakukan Metode Fototerapi
Cara pencegahan dan penanganan penyakit kuning pada bayi berikutnya adalah dengan cara fototerapi.
Fototerapi merupakan metode pengobatan yang tergolong umum dan efektif untuk memecahkan bilirubin pada tubuh bayi dengan cara pemberian cahaya. Dalam proses fototerapi, bayi akan ditempatkan pada tempat tidur khusus yang berada di bawah cahaya khusus atau cahaya spektrum biru. Di proses tersebut bayi hanya menggunakan popok dan kacamata pelindung agar sinar yang terpancarkan dapat mengenai seluruh bagian tubuh bayi secara maksimal.
Fototerapi ini dapat dilakukan selama 3 hingga 4 jam setiap harinya. Hal ini diupayakan agar Bunda tetap bisa menyusui sehingga bayi tidak mengalami dehidrasi.
3. Transfusi Darah
Jika gejala penyakit kuning pada bayi tergolong parah, akan ada tindakan lebih lanjut. Akan dilakukan transfusi darah yang biasanya diperlukan karena bayi tidak merespon berbagai teknik pengobatan lainnya.
Dalam proses transfusi darah, jumlah darah yang diambil pada bayi akan sedikit. Lalu, bayi menerima sejumlah darah dari pendonor. Proses ini akan menggantikan darah bayi yang rusak dengan yang sehat. Sehingga, hal ini dapat mengurangi kadar bilirubin pada tubuh bayi.
Baca juga: Si Kecil Susah BAB? Ikuti Tips Mengatasi Bayi Susah BAB Berikut Ini
Pada umumnya, penyakit kuning pada bayi tidak memerlukan penanganan khusus. Penyakit kuning ringan umumnya akan berakhir dalam waktu satu hingga dua minggu. Hal ini dikarenakan, kondisi tubuh bayi yang bisa menyingkirkan bilirubin dengan sendirinya. Namun, jika gelaja terlihat tidak normal janganlah menganggap remeh.