Mastitis adalah peradangan pada jaringan payudara. Kenali mastitis pada ibu menyusui, mulai dari penyebab hingga cara mengobatinya.
Mastitis atau infeksi payudara adalah peradangan pada jaringan payudara yang disertai infeksi.
Umumnya, kondisi menyerang ibu menyusui pada trimester awal, terutama pada 12 minggu pertama setelah persalinan. Tetapi, mastitis bisa juga terjadi saat proses menyusui sudah berjalan lama.
Biasanya, mastitis hanya menyerang salah satu payudara saja, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada kedua payudara.
Kondisi ini akan menyebabkan ibu merasa tidak enak badan dan kesulitan memberikan ASI karena payudara yang sering terasa sakit.
Akan tetapi, sebaiknya kegiatan menyusui tetap dilakukan karena tidak berbahaya untuk bayi. Adanya antibakteri dalam ASI akan melindungi bayi dari infeksi dan akan mempercepat penyembuhan.
Sebagai bentuk antisipasi, penting bagi para Bunda untuk mengetahui apa saja yang menjadi penyebab mastitis, ciri-ciri mastitis, hingga cara mengobatinya. Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Penyebab Mastitis pada Ibu Menyusui
Ada berbagai macam faktor yang bisa menyebabkan mastitis, mulai dari penumpukan ASI di kelenjar payudara hingga infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Ini dia beberapa faktor penyebab mastitis pada ibu menyusui:
1. Saluran ASI Tersumbat
ASI eksklusif dihasilkan oleh kelenjar payudara yang kemudian dialirkan oleh saluran ASI sampai di puting susu. Namun, saluran ASI tidak selalu lancar dan dalam kondisi tertentu bisa tersumbat sehingga terjadi penumpukan ASI di dalam kelenjar payudara.
Penumpukan dengan jumlah yang banyak memiliki tingkat risiko tinggi terjadinya peradangan. Sebab dapat memicu timbulnya tekanan secara tidak langsung, seperti memaksa atau mendorong ASI untuk masuk ke saluran yang tersumbat.
Terjadi penyumbatan pada saluran ASI juga disebabkan karena faktor hisapan bayi yang tidak tepat pada puting selama proses menyusui sehingga menjadi penyebab mastitis.
Kebiasaan menyusu di salah satu payudara saja juga bisa mengakibatkan saluran ASI tersumbat.
Selain itu, payudara yang tidak sepenuhnya kosong saat menyusui juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya penyumbatan.
Baca Juga: Tips Puasa untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Dianjurkan
2. Infeksi Bakteri
Selain karena adanya penyumbatan pada saluran ASI, penyebab mastitis selanjutnya bisa disebabkan oleh adanya infeksi bakteri.
Umumnya, bakteri penyebab mastitis adalah Staphylococcus aureus dan Streptococcus agalactiae yang berasal dari permukaan kulit atau mulut bayi yang masuk ke dalam saluran ASI melalui celah pada puting payudara.
Tidak hanya itu, bakteri penyebab mastitis ini juga bisa berasal dari air susu yang tidak dikeluarkan hingga habis.
3. Penyebab Lainnya
Tak hanya disebabkan oleh saluran ASI yang tersumbat dan infeksi bakteri, ada beberapa penyebab lainnya yang menjadi faktor pemicu timbulnya mastitis. Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya mastitis, diantaranya:
- Menyusui hanya dengan satu payudara.
- Memakai bra yang terlalu ketat.
- Luka pada puting payudara.
- Kelelahan.
- Asupan gizi yang kurang.
- Frekuensi menyusui yang tidak teratur.
- Pernah mengalami mastitis
Mastitis juga dapat menyerang wanita yang tidak sedang menyusui, lho. Kondisi ini disebut sebagai mastitis periductal, karena adanya infeksi payudara yang diawali oleh munculnya peradangan kronis pada bagian bawa puting. Kondisi ini biasa terjadi pada wanita dengan rentang usia 20-30 tahun.
Sementara itu mastitis juga dapat menyerang wanita yang memasuki atau sudah menopause dengan sebutan mastitis ektasia duktus. Kondisi ini disebabkan karena saluran yang terletak di dalam putih menjadi lebih lebar dan lebih pendek seiring bertambahnya usia.
Baca Juga: Kebutuhan Asi Bayi untuk Bayi 1 Bulan hingga 1 Tahun
Ciri-Ciri Mastitis pada Ibu Menyusui
Sumber Gambar: Pexels
Setelah mengetahui apa saja faktor penyebab mastitis, kenali ciri-ciri mastitis pada ibu menyusui berikut ini:
- Payudara Membengkak
Ciri-ciri mastitis yang paling umum adalah terjadinya pembengkakan pada payudara. Setiap wanita tentu akan mengenal dengan baik bentuk dan ukuran payudaranya.
Saat menyusui ukuran payudara cenderung akan membesar. Namun, terjadinya perubahan ukuran payudara yang membesar dan disertai pembengkakan, bisa menjadi salah satu ciri-ciri mastitis.
- Payudara Terasa Nyeri dan Muncul Benjolan
Rasa nyeri dan panas bisa menjadi gejala utama terjadinya infeksi pada saluran susu dan bisa terjadi kapan saja. Rasa nyeri ini akan semakin parah saat sedang menyusui bayi.
Selain menimbulkan rasa nyeri, biasanya juga disertai dengan muncul benjolan pada payudara yang menjadi gejala mastitis. Benjolan payudara ini adalah kondisi yang disebabkan karena adanya penebalan pada jaringan payudara.
- Payudara Memerah dan Gatal
Munculnya benjolan dan pembengkakan juga diperjelas dengan munculnya kemerahan seperti ruam iritasi pada payudara.
Kondisi ini juga menimbulkan rasa gatal pada area payudara, baik saat disentuh atau tidak. Tak jarang payudara terasa panas pada beberapa area ketika disentuh.
- Timbul Luka pada Puting Susu atau Kulit Payudara
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, mastitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri biasanya terjadi karena adanya luka atau celah pada puting payudara maupun di area sekitar puting.
Karena luka atau celah inilah yang memudahkan bakteri masuk ke dalam payudara dan terjadi infeksi.
- Muncul Garis-garis Merah pada Payudara
Seiring dengan membengkak payudara yang disertai dengan warna kemerahan seperti ruam iritasi, ciri-ciri mastitis juga bisa dilihat dari munculnya beberapa garis-garis merah pada kulit payudara. Hal ini bisa terjadi karena adanya peradangan pada jaringan di dalam payudara.
Baca Juga: 10 Obat Flu yang Aman untuk Ibu Hamil
Cara Mengobati Mastitis pada Ibu Hamil
Ibu menyusui yang terserang mastitis dianjurkan untuk tetap memberikan ASI pada bayi meski terasa menyakitkan. Sebab, menghentikan pemberian ASI justru akan memperburuk kondisi.
Selain tetap menyusui, ada beberapa langkah mandiri yang bisa Bunda terapkan jika terkena mastitis:
- Kompres area payudara yang mengalami infeksi dengan air hangat untuk meredakan rasa nyeri selama 15 menit dalam 4 kali sehari.
- Lakukan aktivitas menyusui secara teratur untuk meredakan infeksi dengan posisi yang nyaman dan berganti sisi.
- Hindari menggunakan pakaian yang terlalu ketat, seperti bra, hingga gejala infeksi berkurang.
- Pijat payudara dengan lembut saat menyusui untuk memperlancar ASI.
- Istirahat yang cukup.
- Pompa ASI apabila bayi tidak menyusui dalam jumlah yang banyak.
- Cukup kebutuhan cairan tubuh agar metabolisme tubuh lancar.
Jika langkah-langkah mandiri di atas tidak mampu mengurangi gejala mastitis, segeralah konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan secara medis.
Kemungkinan besar dokter akan memberikan obat antibiotik sebagai penanganan utama yang digunakan selama 10-14 hari sesuai dengan petunjuk dokter.
Biasanya keluhan akan segera membaik dalam waktu 2-3 hari sejak awal pengobatan. Namun, antibiotik sebaiknya tetap dikonsumsi hingga periode pengobatan berakhir agar infeksi tidak muncul kembali.
Baca Juga: Posisi Menyusui yang Benar Agar Bayi Nyaman dan Tidak Tersedak
Itu dia Bunda penyebab mastitis, ciri-ciri mastitis, hingga cara mengobati mastitis pada ibu hamil yang perlu diketahui.
Meskipun mastitis pada ibu menyusui sering terjadi, penting bagi Bunda untuk tetap waspadai penyakit ini karena dapat menyebabkan komplikasi yang berat.
Mencegah dan segera mengobati mastitis juga sangat penting dilakukan agar kebersamaan Bunda dan si kecil tidak terganggu.
Penulis: Cindy Krisania